Mendung, Siswa SDN 1 Jingkang Pulang Gasik

Mendung, Siswa SDN 1 Jingkang Pulang Gasik

SDN 1 Jingkang Bakal Direlokasi PURBALINGGA- Sejak Februari 2018, kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN 1 Jingkang, Kecamatan Karangjambu, tidak senyaman sebelumnya. Kondisi bangunan sekolah banyak yang retak dan rusak akibat dampak retakan tanah dan longsor. Untuk itu bila cuaca mendung dan hujan, siswa pulang lebih awal. Kepala SDN 1 Jingkang Masngud mengatakan, rasa khawatir tetap apa meski saat ini hujan semakin jarang. Namun bila cuaca mendung dan hujan, sekolah wajib mengakhiri KBM. UJIAN : Meski gedung ruang kelas retak, peserta UN di SDN 1 Jingkang tetap tenang mengerjakan soal. Lokasi SDN 1 Jingkang berada di bawah permikaan jalan dan terus terimbas tanah bergerak.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS “Hampir semua ruang kelas terdampak retakan tanah. Bahkan ada beberapa yang sudah tidak bisa dipakai karena kondisinya parah,” tutur Masngud saat menerima kunjungan Bupati Purbalingga Tasdi SH MM, Jumat (4/5). Khusus untuk pelaksanaan ujian sekolah berstandar nasional (USBN), siswa menggunakan ruang kelas yang masih aman. Sementara itu, bupati menegaskan, akan segera merencanakan relokasi semua bangunan. Yaitu bangunan sekolah, kantor kepala desa, dan TK. Namun hal itu untuk jangka panjang, karena harus dikomunikasikan dengan Perhutani. Untuk jangka pendek, tambahnya, menunggu hasil penelitian tim geologi untuk mengetahui layak tidaknya lokasi sekolah saat ini. Sebelum ada relokasi, siswa tetap dipantau. Jika tidak memungkinkan, maka dipindah sementara ke rumah warga. “Saya berharap Perhutani akan memahami jika lahan mereka akan digunakan untuk relokasi sekolah. Karena semua milik negara dan untuk kepentingan bersama. Segera kita akan berembug dengan Perhutani,” ujarnya. Kabid Pendidikan Dasar Dindikbud Sugiyarto menuturkan, dalam beberapa pekan, siswa sempat belajar di rumah warga. Namun karena pemilik rumah tidak bebas melakukan aktivitas, serta komunikasi guru dengan sekolah juga kurang, akhirnya KMB pindah lagi ke sekolah. “Namun jika kembali ke sekolah, akan mendapatkan pengawasan. Jika dirasa semakin berbahaya, maka langsung dipindah kembali ke rumah warga,” tuturnya. Kades Jingkang Bambang Hermanto yang juga lulusan pertama SDN 1 Jingkang ini mengaku, sejak dulu lokasi sekolah sudah rawan. Bangunan sekolah dibangun di lokasi tersebut, karena desa tidak memiliki tanah yang bisa dibangun sekolah. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: