Makan Bareng 1.546 Nasi Takir Ruwat Bumi
Acara Ruwat Bumi Dua Tahunan Desa Brecek Kecamatan Kaligondang Sejak pagi hingga malam, Sabtu (14/10) kemarin, ruas jalan Desa Brecek, Kecamatan Kaligondang dipenuhi warga. Hingga dini hari, warga merayakan acara ruwat bumi. Salah satunya dengan membuat dan makan bareng nasi takir. AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga Jalan yang tak begitu lebar dipasang tenda di ruas jalan masuk Desa Brecek. Tak jauh atau tepatnya di kediaman Kepala Desa Brecek, Siti Rochmaningsih, nampak panggung untuk pertunjukan wayang kulit. Ya, Desa Brecek tengah menggelar acara ruwat bumi yang diadakan dua tahun sekali. Tidak hanya itu, terlihat juga nasi putih berwadah kotak dari daun pisang sebanyak 1.546. Jumlah nasi takir dibuat sesuai dengan jumlah penduduk Desa Brecek. MAKAN BARENG : Nasi takir dibagikan ke warga dan penonton yang memenuhi acara pagelaran wayang kulit.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS Kepala Desa Siti Rochmaningsih mengatakan, takir dibuat atas swadaya masyarakat. Ruwat bumi yang dilaksanakan dua tahunan ini atas keinginan warga, termasuk kesadaran warga untuk membuat nasi takir. Desa hanya mengatur dengan regulasi soal acara dua tahunan. “Puncaknya kemarin malam (14/10), dengan acara wayang kulit dan makan bareng nasi takir yang masih tersedia. Nasi takir dibagikan kepada warga dan penonton luar Brecek yang tengah melihat pentas wayang kulit,” tuturnya. Salah satu panitia sekaligus tokoh masyarakat Desa Brecek, Sugeng Riadi mengatakan, nasi takir dibuat sama. Mulai dari isi atau lauk hingga ukurannya. Prinsip ini melambangkan kebersamaan dan kerukunan antar warga. Pimpinan di desa juga sama memakan nasi takir dengan bentuk dan ukuran serta isi yang sama. “Bahkan ada tamu formompimcam, dan pimpinan DPRD, semuanya sama. Nasi takir dengan isi dan lainnya sama. Di sini tidak ada perbedaan. Semua merasakan rasa yang sama, waktu yang sama dan menu yang sama,” tegasnya. Kedepan, melihat antusias warga dan semua elemen masyarakat, pihaknya akan semakin nguri- uri budaya turun temurun. Menurutnya, hikmahnya sangat banyak dan sekaligus ketika berkumpul bisa menyampaikan program-program pembangunan di desa maupun dari pemerintah Purbalingga. (*/sus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: