Mahasiswa Unsoed Ciptakaan AutoGrow untuk Mengontrol Budidaya Ikan dan Tanaman
Tinggal Buka Aplikasi di Hp, Tidak Perlu ke Lokasi Bisa Diakses Dimana Saja Inovasi dan kreasi di bidang teknologi terus dikembangkan di berbagai sektor, termasuk pertanian. Seperti yang dilakukan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang menciptakan suatu sistem otomatisasi pada akuaponik yang diberi nama AutoGrow. INOVASI : Mahasiswa Unsoed yang berhasil menemukan inovasi di bidang pertanian, AutoGrow. (GALUH WIDOERA/RADARMAS) GALUH WIDOERA, Purbalingga Kelompok mahasiswa Unsoed yang menciptakan AutoGrow adalah Fika Siwi Lestari, Aji Sulistyo Nugroho, Miftahul Yusuf, Widia Astuti, dan Elzha Alifvia. Masing-masing berasal dari jurusan Teknik Informatika, Teknik Elektro, dan Agroteknologi. “AutoGrow dirancang untuk masyarakat kota yang tidak punya banyak lahan dan waktu luang untuk bertani dan budidaya ikan, tetapi ingin memproduksi bahan pangan secara mandiri. AutoGrow juga ditujukan bagi masyarakat yang ingin mempercantik ruangan, membuat suasana ruangan menjadi lebih hijau, menanam tanaman yang simple sekaligus memelihara ikan hias, atau hanya sekedar untuk hobi,” ungkap Fika, selaku ketua tim. AutoGrow merupakan sistem otomatisasi akuaponik berbasis Internet of Things (IoT) dan expert system. Akuaponik yakni kombinasi dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah). “Dengan IoT dan penanaman beberapa sensor, kondisi air dan media tanam seperti suhu, kelembaban, pH, dan level ketinggian air pada sistem akuaponik dapat dipantau secara real time melalui aplikasi berbasis web yang dapat diakses dari berbagai device, dimana saja dan kapan saja,” imbuh Fika. IoT juga berguna dalam mengontrol dan mengotomatisasi alat-alat seperti pompa air, lampu, dan pemberi makan ikan otomatis (auto feeder), dimana konfigurasi otomatisasi tersebut dapat disesuaikan dengan mudah tanpa harus datang ke lokasi. “Walaupun ditinggal pergi, akuaponik dijamin aman, tinggal lihat aplikasi di handphone untuk mengontrolnya,” katanya. AutoGrow juga dilengkapi dengan expert system yaitu aplikasi yang ditujukan untuk mendiagnosa defisiensi (kekurangan) nutrisi pada tanaman dan penyakit ikan. Pada expert system tercantum gambar, gejala-gejala, keterangan penjelas, serta penanganan terkait defisiensi nutrisi tanaman maupun penyakit ikan. “Data-datanya telah dikonsultasikan dengan pakar di bidang tanaman dan pakar di bidang perikanan, sehingga masalah-masalah yang ada dapat dideteksi dan ditangani lebih cepat untuk mencegah kerugian yang mungkin terjadi,” ucap Fika. Ide untuk mengembangkan AutoGrow, tuturnya, berasal dari masalah-masalah mendasar seperti harga bahan pangan yang naik turun dan kelangkaan kebutuhan pangan. Selain itu, saat ini sulit menemukan bahan pangan organik yang tidak terkontaminasi zat kimia akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan. Menurutnya, masyarakat kota belum tertarik dengan urban farming dikarenakan bertani masih dianggap sulit, tidak menyenangkan, dan berisiko gagal panen. Ditambah lagi banyak terdapat masalah hama dan penyakit tanaman, serta masyarakat kota cenderung tidak punya waktu untuk bertani karena sibuk dengan pekerjaannya. “Kami harap AutoGrow dapat memperbaiki citra masyarakat kota terhadap pertanian, dengan menjadikan kegiatan bertani dan budidaya ikan menjadi lebih praktis, mudah, dan menyenangkan karena dapat dipantau dan dikontrol via internet,” katanya. Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Teknik Informatika Unsoed, Nur Chasanah SKom MKom mengatakan, inovasi dan kreativitas di bidang IT saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas, sehingga peran serta perguruan tinggi dalam hal ini melalui Pengembangan Kreativitas Mahasiswa (PKM) akan sangat diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat. “Dengan munculnya inovasi ini akan menimbulkan semangat anak-anak muda untuk berbuat sesuatu dan bermanfaat bagi lingkungannya. Melalui inovasi AutoGrow ini tentunya akan mendukung alih fungsi lahan pertanian, dan mengajak masyarakat kota untuk ikut melakukan Urban Farming dengan sistem akuaponik berbasis IoT yang dapat dilakukan secara real time melalui website yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja,” katanya. (*/sus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: