Melihat Kegiatan Yayasan Pilar Purbalingga Berikan Pelatihan kepada Kaum Difabel

Melihat Kegiatan Yayasan Pilar Purbalingga Berikan Pelatihan kepada Kaum Difabel

Sejak setahun terakhir, di Kabupaten Purbalingga berdiri Yayasan Pilar. Organisasi kemasyarakatan yang bersifat independen, nirlaba, dan non partisan, dirancang untuk menjadi wadah dalam mengembangkan kreativitas dan apresiasi. Serta ajang untuk berkontribusi dan ikut serta membangun serta memajukan Purbalingga. PELATIHAN : Kaum difabel mengikuti pelatihan yang diadakan Yayasan Pilar Purbalingga. (ADITYA/RADARMAS) ADITYA WISNU WARDANA, Purbalingga Ketua Yayasan Pilar Purbalingga, Sri Wahyuni mengatakan, yayasan yang didirikan pada 16 Februari 2016 di Purbalingga, didirikan sebagai ungkapan dan wujud keperdulian terhadap belum optimalnya pengelolaan sumber daya yang ada di Purbalingga. "Yayasan Pilar Purbalingga memiliki komitmen yang besar untuk bersinergi dengan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam mengatasi permasalahan mendasar pembangunan manusia, khususnya ketertinggalan, kesenjangan, pengangguran, dan kemiskinan," jelasnya. Tak hanya itu, Yayasan Pilar juga komitmen mengawal kaum difabel di Kabupaten Purbalingga. Berbagai kegiatan dan pelatihan digelar Yayasan Pilar untuk kaum difabel. Terbaru, bekerjasama dengan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Cabang Purbalingga, Yayasan Pilar memfasilitasi pelatihan menyulam dan membuat kesed. Pelatihan yang digelar di sekretariat PPDI. Dia menjelaskan, kegiatan pelatihan yang sudah dimulai sejak awal Maret, dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan penyandang difabel dalam kemandiriannya. “Yayasan Pilar Purbalingga tergerak untuk ikut memberdayakan penyandang difabel yang selama ini terkesan terabaikan,” kata wanita yang juga Ketua KPU Purbalingga ini, kemarin (24/3). Sri menuturkan, dalam pelatihan tersebut, para penyandang difabel diajari membuat rajutan bunga dari pita dan kain perca kemudian dibuat hiasan dinding, tas, dompet, kerudung, taplak meja dan lainya. Sementara penyandang difabel lainnya ada yang diajari membuat kesed. “Kesed buatan para penyandang difabel bentuknya unik. Ada yg berbentuk apel, bebek, ayam, dan lainnya. Ternyata mereka sangat kreatif,” imbuhnya. Untuk melatih para penyandang difabel, Yayasan pilar mendatangkan instruktur perajin handycraft lokal yakni Desi Wulandari. Hasil pelatihan nantinya akan dipamerkan pada acara silaturahmi penyandang difabel se Purbalingga pada 11 April mendatang. (*/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: