Melihat Karsin, Pembuat Paving Block Berbahan Sampah Plastik dari Purbalingga

Melihat Karsin, Pembuat Paving Block Berbahan Sampah Plastik dari Purbalingga

Kesulitan Mesin Cetak Manual Klaim Produk Kuat Meski Dilindas Bobot 3 Ton Kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah masih rendah. Bahkan tak jarang, sampah terutama yang berbahan plastik dibiarkan menumpuk. Beda dengan Karsin, dia membuat sampah plastik menjadi paving block yang bernilai jual tinggi. AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga Bangunan sangat sederhana dan tidak begitu luas nampak di tengah sawah di Desa Jetis Kecamatan Kemangkon. Bahkan bisa dikatakan gubuknya sedikit reyot. Namun, di tempat inilah Karsin (60) memproduksi paving block wong cilik. Semua bahan paving block bersumber murni dari sampah plastik. Karsin menuturkan awal mula kegiatannya. Ketika itu tahun 2003, saat menjadi sopir truk dia mengalami kecelakaan. Karena menganggur usai kecelakaan, dia berusaha memutar otak. Tak disangka, Karsin memiliki ide untuk mengelola sampah plastik yang ada di lingkungannya. Menurutnya, jika dijual hanya dalam bentuk plastik maka nilainya sangat rendah. Untuk itu dia mulai mencoba memasak plastik dalam wajan dan mencoba melelehkannya. “Percobaan itu saya lakukan berkali-kali. Namun karena sabar dan mencoba tanpa henti, akhirnya saya nekat melakukan percobaan mencetaknya menjadi paving block,” ungkapnya. Bahkan bupati saat itu, Triyono Budi Sasongko mengetahui ada pembuat paving unik. Sehingga Karsin menerima bantuan uang untuk membeli peralatan cetak dan press sederhana sebesar Rp 1,5 juta. Hingga akhirnya dia membeli peralatan dan mulai mencetak pesanan paving berbahan dasar sampah plastik. Hingga saat ini, Karsin mengaku masih kesulitan mesin cetak manual. Karena dari beberapa yang dimilikinya hilang dicuri. Saat ini hanya tersisa satu dengan kapasitas tiga paving. Sehingga saat ada pesanan, tidak bisa dilayani maksimal. “Saya hanya bisa berharap ada uluran tangan untuk membantu mengadakan alat cetak manual. Karena akan mempengeruhi banyaknya produk yang dibuat. Sehingga sampah semakin berkurang, terutama berbahan dasar plastik,” tegasnya. Karsin mengatakan, bila semua sampah bisa diolah menjadi paving, maka Purbalingga akan semakin minim sampah plastik. Sehingga pencemaran sampah plastik bisa diminimalkan. Kedepan, tidak ada lagi TPA sampah yang kebingungan mengolah sampah non organik itu. “Produk saya bisa dibuktikan sangat kuat dan jika dibanting tidak akan pecah. Bahkan dilintas bobot 3 ton lebih masih kuat,” klaim Karsin. (*/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: