Produknya Sampai AS, Bakal Ikut Pameran di Meksiko, Yuli Setiowati Berhasil Membuat Singkong Naik Kelas
BIKIN SINGKONG NAIK KELAS : Yuli Setiowati memamerkan produk olahan singkong SakaTela miliknya.
Jalan hidup tidak ada yang tahu. Bermula dari menjajal oleh-oleh olahan singkong asal Boyolali yang dibawa koleganya, Yuli Setiowati (42) warga Desa Pangebatan RT 4 RW 2 Kecamatan Karanglewas, akhirnya mempunyai mimpi membawa keripik singkongnya mendunia.
AAM JUNI, Purwokerto
Ditangan Yuli, singkong diolah menjadi camilan kekinian. Pada 2019, Yuli memulai usahanya memproduksi keripik singkong. Menariknya, usaha yang pertama dirintis justru rengginang.
"Awalnya jualan rengginang aku kasih cokelat. Tapi yang suka hanya anak-anak," kata dia.
Kemudian salah seorang koleganyayang berprofesi sebagai abdi negara di lingkungan Pekab Banyumas memberinya satu tantangan. Membuat produk yang disukai semua kalangan.
"Terus teman orang dinas bawain oleh-oleh dari Boyolali, olahan singkong. Aku suruh nyobain dan disuruh bikin tapi dibuat lebih enak dan menarik," terangnya.
Semenjak itu, dia menantang dirinya sendiri. Membuat produk olahan singkong yang lebih unggul dari produk asal Boyolali. "Saya coba bikin, gagal. Coba lagi, gagal lagi. Trial error sudah puluhan kali," kata dia.
Kemudian pertengahan tahun 2019, setelah serangkaian kegagalan, jalan terang mulai terlihat. Yuli berhasil membuat keripik singkong yang renyah, gurih, dan enak.
"Nyari ide kemudian nemu resep dan digabungkan dengan resep sendiri, akhirnya berhasil," paparnya.
https://radarbanyumas.co.id/toko-buku-bekas-ans-di-purwokerto-tetap-bertahan-hampir-30-tahun-cetakan-buku-lama-dan-kertas-yang-usang-makin-dicari/
BIKIN SINGKONG NAIK KELAS : Yuli Setiowati memamerkan produk olahan singkong SakaTela miliknya.
Keripik singkong hasil buatannya diberinama SakaTela. Berasal dari Bahasa Banyumasan. Yang berarti dari singkong.
"Nama memang cari yang menunjukkan identitas Banyumas, akhirnya dipilih SakaTela," jelas dia.
SakaTela bikinannya sudah go public di berbagai pameran UMKM. Dari yang skala lokal hingga nasional. Bahkan produk miliknya sudah sampai ke Singapura dan Amerika.
Rasanya beragam. Ada enam macam. Dari mulai BBQ, original, rumput laut, sapi panggang, balado, dan keju.
"Tahun 2021, produk saya ikut pameran di Singapura selama sebulan. Kemudian ada agregator yang ingin re-branding produk saya. Kalau yang ke Amerika kebetulan ada yang jadi reseller disana," paparnya.
Prestasi lainnya, awal Januari 2020 produknya di kontrak oleh salah satu minimarket besar di Indonesia. "Jadi dikontrak distribusi ke seluruh outlet yang ada di Kabupaten Banyumas," ucapnya.
Saat pandemi, dia mengakui usahanya terdampak langsung. Bahkan sempat terseok-seok. Tapi masih bisa produksi. "Masih bisa produksi Alhamdulillah," jelas dia.
https://radarbanyumas.co.id/omzet-penjualan-nopia-kembali-meningkat-banyak-diburu-warga-jawa-barat/
BIKIN SINGKONG NAIK KELAS : Yuli Setiowati memamerkan produk olahan singkong SakaTela miliknya.
Yuli mengatakan, punya keinginan merambah pasar dunia. Tapi dia tak mau tergesa-gesa. Meski kesempatan sudah datang. Ia ingin terus meningkatkan kualitas produknya.
"Alhamdulillah, tahun ini lolos produk kurasi untuk dikirim ke Meksiko. Dari Banyumas ada tiga yang lolos, termasuk produk saya. Pesaingnya produk dari Jogja, Semarang, Purbalingga, Purwokerto," jelas dia.
Saat ini setiap bulan ia bisa memproduksi minimal 500 bungkus keripik singkong. Jika sedang banyak pesanan, bisa produksi sampai 800 bungkus.
"Untuk pemotongan masih manual, mesin sudah ada tapi belum bisa diaplikasikan. Ini masih cari formulanya," terangnya.
Lebih lanjut Yuli mengatakan, dia sudah mempunyai rencana terkait produknya. Dia optimis, tiga sampai lima tahun lagi produknya bisa mendunia.
"Keinginan ekspor selalu ada. Tapi sekarang fokus pada peningkatan kualitas," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

