Periode Ini, UMP Target Empat Guru Besar

Periode Ini, UMP Target Empat Guru Besar

WR IV UMP Dr Anwar Ma'ruf PURWOKERTO - Peningkatan sumber daya manusia (SDM) dosen di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas, Jawa Tengah terus dipacu. Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, dan Sumber Daya Manusia Dr Anwar Ma’ruf ST MT menargetkan peningkatan kualitas SDM dosen melalui pengukuhan guru besar. Menurut dia, jumlah guru besar baru di UMP bertambah secara signifikan selama dua tahun terakhir. “Khusus untuk GB (Guru Besar) target pada periode ini bisa menambah 4 Guru Besar Baru,” kata Dr Anwar Ma’ruf. Periode yang dimaksud ialah 2018/2022. Menurutnya, program di bidang riset dan inovasi yang pertama adalah penguatan research center untuk mendapatkan dana atau research grand baik dari dalam maupun luar negeri. “Meningkatkan kerja sama Penelitian Kerjasama Luar Negeri (PKLN) atau research collaboration dengan berbagai Negara, dan yang ketiga meningkatkan produk penelitian menjadi Revenue Generating (RG) products, artinya produk-produk penelitian dapat dijual kepada masyarakat sehingga dapat menghasilkan pendapatan baik bagi peneliti maupun instansi, tentu dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan,” ujarnya. Dibidangn SDM, Dr Anwar Ma’ruf ST MT menjelaskan untuk dosen adalah peningkatan jabatan fungsional dosen (Jafa) baik untuk Assisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala dan Guru Besar (Professor). “Khusus untuk Guru Besar, target pada periode ini bisa menambah 4 Guru Besar Baru. Untuk tenaga kependidikan adalah kemampuan professional dan managerial tenaga kependidikan baik staff akademik, laboran dan pustakawan,” jelasnya. Belum cukup disitu, dibawah kepemimpinan Dr Anjar Nugroho Bidang IV telah memiliki program unggulan dalam Riset inovasi dan SDM dengan peningkatan produk-produk penelitian menjadi Revenue Generating (RG). “Hasil-hasil penelitian yang dilakukan dosen harus mampu menghasilkan suatu produk yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk seluruh bidang keilmuan, baik eksak seperti kesehatan, pertanian dan keteknikan maupun sosial seperti kependidikan, psikologi, ekonomi, sastra dan keagamaan,” jelasnya. Sebagai contoh bidang penelitian eksak yang sudah berjalan yang dapat dijadikan role model adalah penelitian tentang budidaya kelapa kopyor yang dilakukan oleh Prof Sisunandar dengan metode kultur jaringan yang sudah menghasilkan produk penelitian (bibit kelapa kopyor), publikasi ilmiah dan Paten. “Contoh di bidang sosial adalah kajian sejarah suatu tempat atau kabupaten yang dilakukan oleh Prof. Sugeng, yaitu Sejarah Kabupaten Banyumas yang hasil penelitiannnya sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Banyumas, selain itu juga dihasilkan beberapa buku dan HAKI,” ucapnya. Target kedepan, lanjut Anwar, dibidang Riset Inovasi dan SDM adalah Program One Man One Document (OMOD). selama empat tahun kedepan setiap dosen harus mempunyai satu dokumen yakni satu artikel scopus, satu HAKI/Paten , satu buku dan satu produk. “Sebagai gambaran Untuk saat ini jumlah dokumen scoupus UMP sebanyak 130 dokumen dengan jumlah dosen kurang lebih 400 orang, kalau seandainya setiap dosen memiliki satu saja dokumen scopus, maka minimal akan ada 400 dokumen scopus Demikian juga dengan produk-produk luaran penelitian yang lain,” ungkapnya. Ke depan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP) harus bersinergi untuk mensukseskan program OMOD ini. Masing-masing lembaga harus bisa mengambil peran strategis melalui program-program yang terstruktur, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. “Program yang sudah berjalan adalah Penelitian Kerjasama Luar Negeri. Program ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 dengan Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia. Pada tahun 2019 ini dikembangkan kerjasama dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan UPSI (red. Univesiti Pendidikan Sultan Idris) Malaysia dan University of Groningen Belanda. Kami harapkan pada tahun-tahun ke depan PKLN ini dapat menjangkau Negara-negara lain yang lebih luas,” pungkasnya. (tgr/dea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: