Hujan, Target Produksi Genteng Molor

Hujan, Target Produksi Genteng Molor

PENGERINGAN: Seorang perajin genteng tengah menjemur genteng hasil produksinya, Jumat (16/11). ALI IBRAHIM/RADARMAS AJIBARANG - Masuk musim penghujan menjadi kendala bagi industri kerajinan genteng. Kelembaban udara yang rendah membuat proses pengeringan material atap rumah ini menjadi lebih lama. Akibatnya target capaian produksi menjadi terhambat. Perajin genteng di Ajibarang Wetan, Sidik (50) mengakui, musim hujan mempengaruhi aktivitas dari mata pencahariannya. "Proses produksi genteng kan mengandalkan panas matahari," katanya. Sidik menjelaskan, jika di luar musim hujan proses pengeringan genteng hanya membutuhkan waktu paling lama hanya tiga hari. Namun saat musim hujan bisa membutuhkan waktu hingga satu minggu. "Jadi targetnya menjadi molor," terangnya. Meski proses pengeringan menjadi tertunda, lanjut dia, untuk jumlah produksi genteng Sidik mengaku tidak ada perbedaan. Berbeda dengan produksi batu bata, untuk produksi genteng dikerjakan di dalam ruangan. Dalam sehari, dengan tiga tenaga yang digunakan, Sidik bisa memproduksi dua jenis genteng dengan kuantitas masing-masing sebanyak 400 buah. Hal serupa juga diungkapkan Abas (50) Perajin genteng di Desa Karangbawang. Molornya waktu pengeringan membuat ia tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu. "Jika pengeringan dipaksakan akan menurunkan kualitas genteng, banyak yang pecah. Kami tetap menjemur genteng semaksimal mungkin untuk tetap menjaga kualitas walaupun hujan setiap hari turun," katanya. Industri genteng di Ajibarang mayoritas sudah memiliki pemesan sendiri, sehingga tidak ada kendala dalam proses pemasaran. Selain dari wilayah Banyumas, pemesan genteng juga datang dari luar Banyumas seperti Cilacap, Slawi, Balapulang hingga Indramayu. Harganyapun seragam, rata-rata dibanderol mulai Rp 1.200 hingga Rp 1.400 per buahnya. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: