Sumpiuh Diserbu Kacang Impor
Kendati terlihat kusam, kacang hijau impor lebih diminati. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS SUMPIUH- Komoditas berbagai jenis kacang lokal di Pasar Sumpiuh harus bersaing ketat dengan kacang impor. Sayangnya, banyak pelaku bisnis yang lebih memilih kacang impor karena dinilai kualitasnya lebih baik dibanding kacang lokal. Pedagang sembako di Pasar Sumpiuh, Siti, menjelaskan mayoritas konsumen kacang hijau impor adalah pedagang bubur. Kacang hijau impor dianggap lebih berkualitas ketimbang lokal. Alasannya, selain harganya sama sama Rp 18 ribu per kilogram, keberadaan kacang impor lebih menguntunggkan “Nyaris tidak ada yang dibuang ketika dibersihkan. Ketika direbus kacang hijau impor matang semua, tidak ada yang tetap keras. Sementara kacang hijau lokal warnanya lebih hijau. Ketika dicuci, banyak yang mengapung, dibuang. Dibuat bubur ada yang tetap keras,” ujar Siti Minggu (6/8) mengutip kata para pedagang bubur kacang hijau. Tidak hanya kacang hijau, kondisi serupa dialami kacang tanah. Selain kacang-kacangan, beras ketan impor meminggirkan keberadaan beras ketan lokal. Walau harga beras ketan impor lebih mahal seribu, konsumen lebih tertarik membeli yang impor. "Bulir beras ketan impor besar-besar. Untuk olahan makanan lebih bagus hasilnya dari beras ketan lokal. Padahal harga mahal impor, 1 kg impor Rp 14 ribu, lokal Rp 13 ribu," rinci Siti. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: