Mendaki Gunung, Pecinta Alam Temukan Burung Endemik
Kelestarian Habitat Harus Dijaga BATURRADEN – Gunung Slamet dengan hutan alam yang sangat lestari menyimpan keanekaragaman flora dan faunanya. Belum lama ini, pecinta alam dari Purwokerto, yaitu Ganjar (Bio-Explorer Fakultas Biologi Unsoed) , Dian dan Hamid (Greencorps Fakultas Ilmu BUdaya Unsoed) menjumpai burung unik Pulau Jawa. Atas temuan tersebut, mereka meminta agar Gunung Slamet sebagai habitat burung tersebut tetap dijaga kelestariaannya. BURUNG UNIK: Seekor burung Luntur Gunung sedang bertengger di atas pepohonan dengan elevasi 1400 Mdpl, Minggu (30/4). Foto: Ganjar Cahyo A for Radar Banyumas Berdasarkan penelusuran data yang ada, burung tersebut termasuk jenis Luntur Gunung (Apalharpactes reinwardtii). Data mengenai burung tersebut masih sangat sedikit dan menurut penelitin terakhir hanya ditemukan di Jawa bagian barat. "Dengan adanya penemuan tersebut menunjukkan bahwa persebaran burung endemik ini telah sampai ke Jawa bagian tengah, khususnya di lereng Gunung Slamet. Burung yng memiliki warna bulu eksotis ini dijumpai di ketinggin 1400 mdpl dengan kondisi hutan yang masih terjaga," tutur Ganjar dari Bio-Ekplorer Fakultas Biologi Unsoed. Dian menceritakan, perjumpaan dengan burung unik ini terjadi ketika pendaki sedang melakukan aktivitas di pagi hari. Salah satu pendaki tiba -tiba melihat burung tersebut sedang bertengger di batang pohon yang telah ditumbuhi lumut, khas pepohonan hutan primer. Menurut Dian, dirinya juga melihat burung itu ketika dalam perjalanan. “Warna bulu dadanya kuning kemerhan, warna paruh merah, tubuhnya hijau dan ukurannya agak besar,” Ujar Dian ketika mencoba mendeskripsikan burung tersebut. Keberadaan burung ini di alam masih sangat diperhatikan, karena jumlah populasinya yang rendah. Berdasarkan data di IUCN Redlist, status burung ini adalah Vurnerable (rentan terhadap kepunahan). "Melihat persebaran yang terbatas dan kemampuan hidup yang sangat bergantung pada kondisi lingkungan tertentu, cara untuk menjaga kelestarian burung ini adalah dengan menjaga habitatnya agar tetap alami," tandasnya. Memang seperti pisau yang bermata ganda, di satu sisi Gunung Slamet merupakan gunung dengan hutan yang masih lestari, namun di sisi lain ancaman terus saja datang mengancam tumbuhan dan hewan - hewan yang hidup didalamnya, tidak terkecuali burung endemik ini. "Aktivitas – aktivitas seperti illegal logging, perburuan liar, maupun mega proyek geothermal yang sedang dijalankan oleh pemerintah di Gunung Slamet saat ini, turut menyumbang rusaknya hutan yang berimbas pada berkurangnya keragaman hayati yang ada di Gunung Slamet," tambahnya. Salah satu pendaki, Hamid mengatakan, sebagai pecinta alam, dirinya akan menjaga kelestarian Gunung Slamet, karena banyak nilai yang tidak bisa terganti jika Gunung Slamet sampai mengalami kerusakan. “Perlindungan bagi burung dan satwa lain di Gunung Slamet sudah sewajarnya menjadi perhatian semua pihak. Kalau kita mau melindungi satwa di dalamnya, ya berarti kita juga harus melindungi habitat tempat satwa itu hidup,” Papar Hamid.(bdg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: