Bayi Penderita Lumpuh Asal Banyumas Hidup di Rumah Tak Layak
Ayah Meninggal, Ibu Kandung Jadi Pemulung BANYUMAS-Heri Pratama Putra (5) mengalami lumpuh sejak lahir. Bayi mungil itu juga tidak bisa berbicara layaknya bayi seusianya. Dia tinggal bersama Sulastri, sang ibu dan dua kakaknya di rumah tidak layak huni di Grumbul Dukung Pucung Desa Karangbawang Kecamatan Ajibarang yang hanya berukuran 5x2 meter. Kehidupan Sulastri juga memprihatinkan. Dia ditinggalkan suaminya saat mengandung Heri Pratama. Saat ini Sulatri (48) terpaksa menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Saat ditemui di rumahnya pada Senin (6/2), Sulastri baru saja pulang memulung di Pasar Ajibarang. Sementara Heri Pratama Putra berbaring ditemani kakak perempuannya. Ia terpaksa memulung karena untuk memenuhi kebutuhan setiap hari tidak bisa mengandalkan bantuan yang rutin diterima yaitu program PKH. Sulastri menceritakan, kondisi anak ke empat itu normal sejak lahir. Namun memasuki bulan ke lima, Heri mengalami panas sampai akhirnya diperiksa dokter terkena penyakit polio. Sejak saat ini pertumbuhan anaknya terhambat. "Sejak panas tinggi umur lima bulan, berat badan menyusut kemudian kaki dan tangan kaku serta tidak bisa berbicara dengan normal. Heri tidak bisa berakitivitas, hanya tidur saja. Padahal makan dan minum setiap hari tidak ada masalah,"katanya. Ia mengaku pasrah dengan kondisi tersebut. Heri pernah dibawa ke dokter dan penyakit yang diderita anaknya diketahui merupakan polio. Sehingga ia tidak bisa memeriksakan lebih lanjut ke rumah sakit karena keterbatasan biaya. "Saya hanya pasrah dan berusaha untuk bekerja walaupun jadi pemulung karena anak saya yang ketiga masih sekolah di SD Karangbawang kelas 5. Sementara anak pertama saya ikut suami dan anak kedua walaupun sudah menikah masih ikut saya karena suami kerja di Jakarta. Dan anak ke tiga masih sekolah sehingga dalam satu rumah ada empat orang,"katanya. Untuk tempat tidur, lanjut Sulastri, ada dua tempat tidur. Satu untuk Heri yang tidur bersamanya, sedangkan satu tempat tidur untuk anak ke dua dan ketiga. Selama ini Sulastri masih mendapat bantuan dari PKH dan warga. "Untuk PKH rutin saya terima. Ada juga bantuan lain dari warga. Setiap hari saya berangkat ke pasar. Heri diasuh kakaknya di rumah. Kalau tidak bekerja, siapa yang nanti memberi makan dan uang saku sekolah anak saya,"katanya. Terkait kondisi warganya, Kepala Desa Karangbawang Budi Supraptono menjelaskan, untuk PKH keluarga Sulastri menerima bantuan secara rutin. Sementara untuk rumah, pihaknya sudah mengajukan dua kali bedah rumah namun belum terealisasi. Padahal tanah tersebut statusnya milik sendiri. "Kami juga terus berusaha untuk menangani kondisi warga yang memang memprihatinkan tersebut. Kami juga berharap ada pihak yang bisa membantu kondisi keluarga Heri Pratama Putra ini," harapnya.(gus/bdg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: