Edi Santosa (45), Atasi Limbah Singkong Untuk Pakan Domba

Edi Santosa (45), Atasi Limbah Singkong Untuk Pakan Domba

Edi setiap pagi menyempatkan waktu menjemur kulit singkong sebelum dihaluskan untuk pakan alternatif domba.-YUDHA IMAN/RADARMAS-

Banyak cara dilakukan untuk peduli terhadap lingkungan. Dimulai dari limbah singkong, warga Wangon bernama Edi Santosa mengumpulkan kulit dan bonggol singkong untuk dijadikan pakan alternatif ternak domba. limbah singkong yang semula banyak dibuang nyatanya menambah pundi-pundi rupiah Sekretaris Desa Rawaheng ini.

Yudha Iman Primadi, Banyumas

DITEMUI Radarmas di rumahnya, Edi Santosa menyempatkan waktu selanya sebagai perangkat desa untuk mengumpulkan dan menjemur limbah singkong di halaman rumah. Selanjutnya kulit dan bonggol singkong yang sudah benar-benar kering dihaluskannya dengan mesin pencacah.

"Sebagai pakan alternatif domba, cacahan limbah singkong saya campur rata dengan rumput silase," katanya.

Edi Santosa mengungkapkan ide mengatasi limbah singkong sebagai pakan alternatif domba berawal dari kebingungan menumpuknya kulit dan bonggol singkong dari usaha kripik. Berjalan tiga tahun, pakan alternatif domba dari limbah singkong teruji baik untuk breeding atau perkembangbiakan domba dan menghemat biaya pakan domba-domba miliknya.

BACA JUGA:Ungkap Celah Keamanan Situs Tanpa Mencari Keuntungan

BACA JUGA:Keliling Kota Bangunkan Warga Sahur, Gunakan Alat Musik Tradisional

"Dengan cacahan kulit dan bongkol singkong yang sudah menjadi tepung dan dijadikan campuran konsentrat sendiri, biaya pakan menjadi lebih murah," terang dia.

Berbicara hasil, Sekretaris Desa Rawaheng Wangon ini sekarang memiliki 18 ekor domba indukan jenis texel dan dombos dari modal awal hanya sebanyak empat ekor. Per tahunnya Edi mendapat 25 hingga 30 ekor anakan domba usia lima hingga enam bulan setelah melalui proses pembesaran dan penggemukan setengah tahun.

"Domba usia lima sampai enam bulan dihargai Rp 750 ribu. Bisa bertambah tergantung dari beratnya," katanya.

Disinggung mengenai omset, per tahunnya penghasilan tambahan Edi dari mengkombinasikan olahan limbah singkong dengan breeding domba yang diberinya nama Tela Jaya Abadi Farm antara Rp 25 juta hingga Rp 30 juta. Tak bisa dibilang kecil untuk ukuran standar kebutuhan hidup di desa, dirinya sangat terbantu karena penghasilan kotornya sebagai perangkat desa per bulan maksimal Rp 5 juta. Mimpinya, ketika jumlah indukan domba miliknya sudah mencapai 50 ekor jabatan sekretaris desa ditanggalkannya.

BACA JUGA:Lebih Dekat dengan Budidaya Magot LKM Makmur Sejahtera Cilacap

BACA JUGA:Besi Rel Banyak Tertimbun Aspal dan Tanah, Hanya Tersisa Jembatan Penyangga Rel

"Kerja sebagai sekretaris desa ada batasnya. Dengan mengolah limbah singkong yang dikombinasikan dengan usaha breeding domba saya lebih bebas mengatur waktu istirahat dan berkumpul bersama keluarga," pungkas Edi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: