Bendungan Sungai Reja Sumpiuh Penuh Endapan Lumpur

SUMPIUH-Desa Karanggedang Kecamatan Sumpiuh beberapa kali mengalami banjir pada musim hujan tahun ini. Banjir terakhir terjadi pada 18 Juni 2016 lalu dan membuat tanggul darurat jebol untuk ketiga kalinya.Banjir ini diduga terjadi karena besarnya debit air hujan yang datang serta adanya endapan lumpur di Bendungan Sungai Reja. Kepala Desa Karanggedang, Andri Kusmayadi mengatakan tanggul yang jebol sudah diganti dengan tanggul beton yang lebih kuat. Ketika itu, tanggul darurat sepanjang kurang lebih 10 meter tidak mampu menahan air karena terbuat dari tumpukan karung berisi tanah. "Sekarang sudah dibangun pakai beton," katanya. Menurut dia, tanggul Sungai Reja di Desa Karanggedang kondisinya kritis. Saat ini dalam tahap pemasangan lapis cor oleh dinas tekait. "Tanggul yang ada tidak dibongkar, tapi diberi lapisan luar. Bagian dalam diberi beronjong," ujarnya. Dia memaparkan, saat ini Sungai Reja sedang dikeringkan. Menurut dia, banyak endapan yang berada di bendungan Sungai Reja. Dia menduga, endapan yang ada di bendungan menjadi salah satu faktor penyebab banjir yang ada di Desa Karanggedang. Banjir itu juga didukung dengan tingginya debit air yang datang dari pegunungan. "Endapan itu sepertinya membuat pembuangan air tidak lancar," duganya. Dia berharap, endapan yang ada di bendungan juga bisa diangkat agar aliran Sungai Reja semakin lancar. Sebab, saat ini proses pengerjaan tanggul dari dinas terkait sedang berlangsung, mulai dari Desa Selandaka, Desa Kemiri, dan Desa Karanggedang. Dia menerangkan, persoalan banjir di Desa Karanggedang juga terjadi di area persawahan. Menurut dia, area persawahan lebih rendah daripada sungai, sehingga pembuangan air sering terkendala. "Kami berharap setelah ada penanganan tidak ada lagi banjir di Desa Karanggedang dan sekitarnya. Banjir bisa merugikan, salah satunya merugikan petani," imbuhnya. (wah)

Sumber: