Pasar Hewan di Banjarnegara Sepi, Penurunan Aktivitas Capai 70 Persen Akibat PMK

Pasar Hewan di Banjarnegara Sepi, Penurunan Aktivitas Capai 70 Persen Akibat PMK

Dokter hewan memeriksa sapi di tempat pertenak sapi di Banjarnegara.-PUJUD/RADARMAS-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang meluas di sejumlah daerah telah memukul sektor peternakan di BANJARNEGARA. Aktivitas di pasar hewan menurun drastis, dengan penurunan jumlah sapi yang diperjualbelikan mencapai 70 persen.

Suryadi, pedagang sapi di Pasar Hewan Petambakan mengungkapkan, biasanya pasar ini ramai dengan 500 hingga 700 ekor sapi, tetapi kini hanya tersisa sekitar 200 hingga 300 ekor.

"Turunnya sangat drastis, sampai 70 persen. Ini dampak dari meluasnya PMK, banyak peternak takut membawa sapi mereka ke pasar," ujarnya, Kamis (16/1/2025).

Penurunan ini tidak hanya berdampak pada jumlah sapi yang hadir di pasar, tetapi juga pada transaksi. Suryadi mengaku, biasanya mampu menjual hingga lima ekor sapi dalam satu hari pasaran, tetapi kini tidak ada satu pun yang terjual.

BACA JUGA:Distankanak Banjarnegara Temukan 17 Kasus Hewan Ternak Terindikasi PMK

BACA JUGA:Antisipasi Wabah PMK, Banjarnegara Perketat Pengawasan Ternak

"Pembeli juga takut. Mereka khawatir sapi yang baru dibeli akan terkena PMK dalam waktu singkat," tambahnya.

Dodo, pedagang sapi lainnya, menegaskan bahwa meskipun kasus PMK di Banjarnegara masih sedikit, dampaknya sangat terasa.

"Di Banjarnegara, kasus PMK memang belum banyak, tetapi efeknya sudah besar. Pasar jadi sepi, pedagang kesulitan menjual sapi," katanya.

Tidak hanya pedagang sapi, penjualan daging sapi juga mengalami penurunan. Dodo menjelaskan, banyak konsumen takut mengonsumsi daging sapi karena khawatir daging tersebut berasal dari hewan yang terkena PMK.

BACA JUGA:Tim Satgas PMK Banjarnegara Pantau Kandang Ternak, Antisipasi Penyebaran Virus

BACA JUGA:Tekan Penyebaran PMK, Gencarkan Lagi Vaksin Hewan Ternak

"Padahal, daging dari sapi yang terkena PMK sebenarnya aman untuk dikonsumsi, tetapi masyarakat masih ragu," jelasnya.

Dokter hewan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Banjarnegara Agung Yuwono menyebut, ada 17 sapi yang suspect PMK di wilayah ini. Namun, kasus tersebut masih tergolong ringan dan tidak memerlukan tindakan potong paksa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: