Heboh Akun Instagram FIFA World Cup Posting Gambar Menara Teratai dan Gunung Slamet, Siapa Seniman Pembuatnya
Tangkapan layar salah satu postigan Instagram akun @fifaworldcup yang memuat unsur ikon lokal kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, yang diposting pada 1 Januari 2025.-TANGKAPAN LAYAR INSTAGRAM-
Tak hanya bayaran profesional yang ia terima, bonus seperti jersey asli klub sering kali menjadi penghargaan tambahan. Dari hobi yang awalnya sekadar untuk mengisi waktu luang, Anas kini menjadikannya sebagai pekerjaan utama yang menghasilkan.
“Satu desain tergantung permintaan. Paling lama empat hari, termasuk revisi dari sana,” jelas Anas.
Anas, yang lahir dan besar di Purwokerto, terus konsisten melanjutkan perjalanan kariernya sebagai seorang ilustrator lepas yang fokus pada ilustrasi olahraga. Hingga di penghujung 2024, organisasi sepak bola dunia,FIFA menghubunginya melalui email.
"Salah satu momen terbesar di akhir 2024 dan awal 2025 ini, saat FIFA meminta saya untuk membuat ilustrasi seorang anak laki-laki yang sedang membuat resolusi di depan layar komputer, untuk mereka posting tanggal 1 Januari 2025," ungkapnya.
Karya itulah yang membuat netizen di Kabupaten Banyumas ramai-ramai menyerbu kolom komentar akun resmi @fifaworldcup dengan centang biru, saat karya Anas diunggah pada Rabu 1 Januari 2025.
Hingga saat ini, Kamis (2/1/2025), postingan tersebut sudah mendapat 2.834 komentar dan 247 ribu suka. Bukan tanpa alasan, warga Bayumas beramai-ramai komentar.
Anas, sang ilustrator ternyata memasukan ikon lokal dari Kabupaten Banyumas dalam ilustrasi pesanan FIFA tersebut. Menara Pandang Teratai dan Gunung Slamet, menjadi latar dalam gambar yang ia buat.
Ditambah sebuah ditail spesifik, tulisan pada sebuah piala yang ada dalam gambar, menyebutkan, "Pemain Terbaik Turnamen Sepak Bola Kabupaten Banyumas".
Menurut Anas, proyek tersebut memakan waktu tujuh hari, termasuk revisi. Ide Anas menyisipkan ikon lokal juga sempat dipertanyakan oleh pihak FIFA, namun dengan penjelasannya, akhirnya ide tersebut disetujui.
“Mereka sempat tanya itu apa, terus dijelasin dikit-dikit, dan akhirnya di-approve,” katanya sambil tertawa.
Meski proyek dari FIFA kali ini ia anggap sebagai puncak kariernya di akhir tahun 2024, Anas tetap mempunyai resolusinya di tahun 2025 ini yang cukup sederhana.
“Semoga masih dipercaya lagi buat kerja bareng dan bisa memberikan karya yang terbaik,” harapnya.
Anas meyakini, bagaimana bakat, kerja keras, dan ketekunan bisa membawa seseorang dari kota kecil seperti Purwokerto bisa ke panggung global.
"Dengan karya seni membuktikan, bahwa seni itu memiliki kekuatan untuk menghubungkan seniman melintasi batas budaya dan batas geografis," pungkasnya. (dms)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: