Kades Kasegeran Dilaporkan ke Bawaslu, Diduga Halangi Panwascam Awasi Acara PKD
![Kades Kasegeran Dilaporkan ke Bawaslu, Diduga Halangi Panwascam Awasi Acara PKD](https://radarbanyumas.disway.id/upload/47d152adf7d0461dbf1e9565eb75ebde.jpeg)
Pengurus Rumah Juang Andika-Hendi bersama tim Advokasi Andika-Hendi Banyumas resmi melaporkan seorang Kepala Desa di wilayah Kecamatan Cilongok ke Bawaslu Banyumas, Kamis sore (24/10).-DIMAS PRABOWO/RADARMAS-
Saefudin mengatakan, acara tersebut merupakan pertemuan resmi yang diadakan atas undangan dari pengurus provinsi. Tanpa unsur kampanye atau dukungan pada pasangan calon gubernur tertentu.
"Jadi kehadiran kami di Meotel itu murni atas undangan dari provinsi, dan tujuannya adalah untuk bersilaturahmi serta konsolidasi organisasi. Tidak ada pembahasan terkait kampanye, baliho, atau pasangan calon. Bupati maupun gubernur juga tidak ada yang terlibat," jelas Saefudin.
Ia juga menyatakan apabila nanti dirinya dipanggil Bawaslu terkait tuduhan adanya agenda politik dalam acara silaturahmi PKD tersebut, Saefudin siap memenuhi panggilan dan siap klarifikasi.
"Sebagai orang yang taat hukum, saya akan hadir dan memberikan klarifikasi jika dipanggil oleh Bawaslu. Apapun keputusannya nanti, saya siap menerima. Tuduhan itu menurut saya adalah fitnah yang perlu diluruskan," ujar Saefudin saat dihubungi wartawan pada Jumat (25/10).
Terkait tuduhan adanya pembagian uang kepada para kepala desa yang hadir dalam acara sebesar Rp 1 juta, Saefudin dengan tegas membantah.
Ia mengaku dirinya tidak menerima uang tersebut dan tidak mengetahui detail mengenai klaim adanya pembagian uang tersebut.
"Kalau soal uang Rp 1 juta itu, saya tidak tahu. Itu ranah tim provinsi, dan saya tidak memahami detail siapa yang menerima atau seperti apa tanda terimanya. Saya sendiri tidak menerima karena setelah acara saya langsung ada agenda di desa,"akunya.
Saefudin juga mengklarifikasi terkait polemik dengan pihak Panwascam Purwokerto Timur saat acara berlangsung. Ia menjelaskan jika acara tersebut tidak berlangsung secara tertutup.
Melainkan terbuka untuk umum, seperti yang dapat dibuktikan dengan kehadiran pedagang asesoris desa yang turut meramaikan tempat acara.
"Pertemuan itu sama sekali tidak bersifat tertutup. Bahkan ada pedagang yang menjual asesoris untuk para kepala desa seperti topi dan tas. Pintu juga tidak terkunci, semua terbuka," jelasnya. (dms)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: