Mengenal Lebih Dalam! 7 Fungsi Komponen CVT pada Motor Matic

Mengenal Lebih Dalam! 7 Fungsi Komponen CVT pada Motor Matic

Mengenal Lebih Dalam! 7 Fungsi Komponen CVT pada Motor Matic-honda-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Fungsi komponen CVT pada motor matic menjadi hal menarik, karena menunjang kelancaran dan kenyamanan berkendara sekaligus menjadi kunci performa mesin yang optimal.

Dibalik kemudahannya dalam berkandara menggunakan moto matic, terdapat teknologi canggih bernama CVT (Continuously Variable Transmission). Yang secara otomatis menyalurkan tenaga mesin ke roda.



CVT bekerja dengan harmonis, antar berbagai komponen untuk menghasilkan performa optimal. Berikut ini akan mengupas lebih dalam, 7 fungsi komponen CVT pada motor matic yang perlu Anda tau:

1. Kampas Kopling Sentrifugal, Penghubung yang Andal

Kampas kopling sentrifugal seperti namanya, berperan sebagai penghubung dan pemutus putaran mesin ke bagian CVT lainnya. Ia memanfaatkan gaya sentrifugal, yang bekerja pada putaran mesin.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Motor Matic Yamaha Tren Terbaru 2024

BACA JUGA:Agar Tidak Kena Tipu! Ikuti 5 Cara Mengidentifikasi Oli Motor Matic yang Asli

Saat mesin masih dingin dan putaran mesin rendah, kampas kopling akan tetap tertutup. Ini membuat putaran mesin belum diteruskan ke CVT.

Seiring mesin panas dan putaran mesin meningkat mencapai regime tertentu, gaya sentrifugal akan mendorong kampas kopling hingga terbuka. Ini membuat putaran mesin terhubung ke bagian CVT selanjutnya.

Prinsip kerja kampas kopling sentrifugal mirip dengan cara kerja kopling otomatis pada mobil.  Namun pada mobil kopling dioperasikan secara manual oleh pengemudi melalui pedal kopling, sedangkan pada motor matic putaran mesin yang menentukan kapan kampas kopling sentrifugal bekerja.

2. Puli Primer, Meneruskan Tenaga Tanpa Goyah

Puli primer terhubung langsung dengan poros engkol mesin, ia memiliki gerak yang tetap dan tidak dapat bergerak aksial. Fungsinya  adalah untuk meneruskan putaran mesin ke puli sekunder melalui v-belt.

BACA JUGA:7 Cara Membuat Akselerasi Motor Matic Meningkat Tanpa Bore Up

BACA JUGA:Inilah Tanda-tanda Aki Motor Matic Lemah

Puli primer bisa dianalogikan dengan gear atau gigi pada motor bebek. Namun pada CVT tidak ada perpindahan gigi secara bertahan, puli primer akan terus berputar sesuai putaran mesin dan diteruskan ke puli sekunder melalui v-belt.

3. V-Belt, Sang Penghubung yang Fleksibel

V-belt adalah sabuk karet berbentuk V dengan bergerigi di bagian dalamnya. Ia berfungsi sebagai penghubung antara puli primer dan puli sekunder.  

V-belt ini memiliki kemampuan unik untuk bergerak aksial, artinya posisinya di dalam CVT bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Pergerakan v-belt inilah, yang memungkinkan terjadinya perubahan rasio perpindahan gigi pada CVT.

4. Puli Sekunder

Puli sekunder terhubung dengan roda belakang melalui poros roda. Tidak seperti puli primer, puli sekunder  dapat bergerak aksial.  

BACA JUGA:5 Hal yang Tidak Disukai dari Motor Matic Honda Stylo 160

BACA JUGA:5 Hal yang Disukai dari Motor Matic Honda Stylo 160

Pergerakan inilah yang menentukan rasio perpindahan gigi pada CVT. Semakin jauh puli sekunder bergerak ke arah roda belakang, v-belt akan semakin terjepit di bagian yang lebar sehingga diameter efektif puli sekunder bertambah.  

Ini akan menghasilkan rasio perpindahan gigi yang besar, dan membuat motor matic melaju kencang. Sebaliknya semakin dekat puli sekunder bergerak ke arah mesin, v-belt akan semakin terjepit di bagian yang lebih sempit sehingga diameter efektif puli sekunder mengecil.  

Ini akan menghasilkan rasio perpindahan gigi yang kecil, dan cocok untuk digunakan saat motor matic berjalan pelan atau menanjak.

5. Roller Weight

Roller weight adalah pemberat berbentuk tabung, yang terdapat di dalam puli primer dan sekunder. Fungsinya adalah untuk memberikan gaya dorong pada v-belt.  

BACA JUGA:4 Tips Menjaga Cat Motor Matic Awet dan Tidak Cepat Rusak

BACA JUGA:Yuk Ikuti! 7 Cara Mudah Menghaluskan Suara Mesin Motor Matic

Dengan adanya gaya dorong ini, v-belt dapat bergerak aksial di dalam CVT. Berat dari roller weight mempengaruhi kapan puli primer akan mendorong v-belt, ke bagian yang lebih lebar pada puli sekunder.  

Semakin berat roller weight, maka semakin tinggi putaran mesin yang dibutuhkan untuk mendorong v-belt. Akibatnya akselerasi motor matic akan terasa lebih halus, karena perpindahan gaya dari mesin ke roda belakang berlangsung lebih lambat.  

Sebaliknya roller weight yang lebih ringan, akan membuat perpindahan gaya menjadi lebih cepat. Sehingga akselerasi motor matic dapat terasa lebih spontan.

6. Fixed Sheave

Fixed sheave adalah bagian statis pada puli primer dan sekunder, yang tidak dapat bergerak.  Fungsinya adalah sebagai alur atau jalur bagi v-belt untuk bergerak.

BACA JUGA:Ternyata Ini Loh! 7 Motor Matic Favorit Pengendara Wanita

BACA JUGA:Ngabers Simak Nih!! 7 Bagian Motor Matic Vespa yang Keren untuk Dimodifikasi

Fixed sheave bisa diibaratkan seperti rel kereta api. Rel kereta api tidak bisa berpindah-pindah,  begitu juga fixed sheave yang posisinya selalu tetap untuk menopang pergerakan v-belt.

7. Sliding Sheave

Sliding sheave adalah bagian yang dapat bergerak aksial, pada puli primer dan sekunder. Fungsinya adalah untuk mengubah rasio perpindahan gigi, dengan cara mengubah posisi v-belt di dalam CVT.

Sliding sheave bekerja sama dengan fixed sheave, untuk mengubah diameter efektif puli sekunder.  Hal ini dilakukan dengan cara mengubah posisi v-belt di dalam alur fixed sheave.

Saat motor matic melaju dengan kecepatan rendah, sliding sheave akan bergerak mendekati fixed sheave.  Ini akan membuat v-belt terjepit di bagian yang lebih sempit pada puli sekunder sehingga diameter efektifnya mengecil.

BACA JUGA:Cara Mengganti Oli Transmisi Motor Matic Yamaha NMAX dengan Mudah

BACA JUGA:3 Hal yang Menyebabkan Motor Matic Tidak Kuat Nanjak

Akibatnya rasio perpindahan gigi menjadi kecil, dan torsi yang dihasilkan mesin akan lebih besar untuk mendorong motor matic melaju.

Sebaliknya saat motor matic melaju dengan kecepatan tinggi, sliding sheave akan bergerak menjauh dari fixed sheave.  Ini akan membuat v-belt terjepit di bagian yang lebih lebar pada puli sekunder, sehingga diameter efektifnya bertambah.

Akibatnya rasio perpindahan gigi menjadi besar, dan mesin tidak perlu bekerja keras untuk menghasilkan kecepatan tinggi.

Ketujuh komponen CVT ini bekerja sama secara harmonis, untuk menghasilkan performa yang optimal pada motor matic.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: