Banner v.2

Traktor Perahu Andalan Baru Petani Grenggeng

Traktor Perahu Andalan Baru Petani Grenggeng

Operator traktor perahu, Anugerah Setiadi (23), mengolah lahan sawah di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Jumat (17/10).--

KEBUMEN - Petani di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, kini mulai memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern. Berupa traktor perahu dalam mengolah lahan sawah. 

Penggunaan alat tersebut dinilai mampu mempercepat proses pengolahan tanah sekaligus meningkatkan efisiensi kerja para petani.

Salah satu operator traktor perahu, Anugerah Setiadi (23) mengatakan dalam sehari ia mampu mengolah tiga hingga hingga hektar sawah, jauh lebih cepat dibandingkan traktor tangan (hand tractor) yang hanya mampu menggarap sekitar 50–100 ubin per hari.

“Kalau pakai traktor perahu bisa lebih cepat, sehari bisa tiga sampai lima hektar lahan,” ujar Setiadi, Jumat (17/10).

Selain cepat, traktor perahu juga lebih irit bahan bakar dan mudah dioperasikan. Operator dapat duduk di atas traktor selama bekerja, berbeda dengan traktor manual yang mengharuskan petani berjalan di belakang mesin.

“BBM-nya irit, tenaga nggak terlalu capek, hasilnya juga sama dengan traktor manual. Jadi jauh lebih efisien,” jelasnya.

Kini 11 hektar sawah di Desa Grenggeng sudah menggunakan layanan traktor perahu yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bekerja sama dengan Kelompok Tani Muda Green Genk Farming.

Biaya pengolahan ditetapkan sebesar Rp150.000 per ubin, sesuai kesepakatan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Grenggeng.

“Biayanya sama seperti traktor manual, Rp150 ribu per ubin sesuai kesepakatan Gapoktan,” tambah Setiadi.

Sementara itu, Kepala Desa Grenggeng, Eri Listiawan menyambut baik penggunaan traktor perahu sebagai langkah nyata modernisasi pertanian desa. Ia menilai teknologi ini menjadi solusi percepatan pengolahan lahan sekaligus daya tarik bagi petani muda.

“Traktor perahu ini menjadi jawaban atas percepatan pengolahan lahan. Kalau pakai hand tractor satu hektar bisa dua hari, tapi dengan traktor perahu hanya dua sampai tiga jam sudah selesai,” jelas Eri.

Eri menambahkan, traktor perahu tersebut merupakan aset desa yang dibeli melalui Dana Desa, kemudian dikelola oleh BUMDes untuk mendukung program ketahanan pangan di Desa Grenggeng.

“Asetnya milik desa, tapi pemanfaatannya diserahkan kepada BUMDes yang bekerja sama dengan kelompok tani. Jadi hasilnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ungkapnya. (mam)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: