Banner v.2

Penyerapan Gabah Kering Terkendala Alat dan Cuaca

Penyerapan Gabah Kering Terkendala Alat dan Cuaca

CILACAP-Penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) di Kabupaten Cilacap hingga awal Mei cukup rendah. Sampai kurun waktu tersebut, penyerapan gabah tersebut baru mencapai 9 ribu ton dari 29 ribu dari target yang ditentukan atau 31 persen saja. foto BF1-REZA ABINERI-Penyerapan Gabah Cilacap Dari Bulog Terkendala Alat dan CuacaPenyebabnya karena kandungan air gabah dari petani masih belum masuk standar dari Bulog. Kasub Divre IV Bulog Banyumas, Setyo Wastono menyatakan, berdasarkan Inpres Nomor 5 2015, standar kadar air maksimal 25 persen. Namun kenyataannya, gabah yang ada di petani kekeringannya tidak merata. "Jadi pola pengeringan tradisional dengan matahari kurang maksimal. Sisi beras yang ada dibawahnya ternyata kandungan airnya masih tinggi,"ujarnya usai Rakor Ketahanan Pangan Kabupaten Cilacap, kemarin. Dia menjelaskan, pengeringan dengan cara tradisional ini sangat bergantung dengan cuaca. Terlebih memasuki Mei ini  curah hujan sangat tinggi. "Faktor iklim yang sangat cepat berubah menjadi salah satu penyebab kualitas GKP ini,"jelasnya. Kendala lain yang dihadapi yakni biaya bahan bakar alat pengering gabah. Menurutnya dengan minyak tanah sebagai bahan bakarnya untuk sekarang harganya sudah tidak terjangkau lagi. "Makanya kita sampai melakukan pengeringan ulang di belakang gudang milik kami,"tandasnya. Kini Bulog sedang menyiasati penggunaan bahan bakar pengganti minyak tanah. Salah satunya penggunaan bahan bakar solar. Sebab menurutnya,  prinsip proses bukan hanya melihat kondisi gabah menjadi kering saja, namun juga melihat bau dari gabah kering tersebut. "Jadi yang kita gunakan untuk pengeringan dengan pengasapan. Jadi prinsip pengeringan dengan angin,"tandasnya. Berdasarkan kemampuan gudang Bulog, dalam sehari mampu mengeringkan sekitar 8 ton gabah. Dimana untuk di Kabupaten Cilacap baru ada di Gudang Bulog Lomanis dan Gumilir. "Pengeringan tersebut dibutuhkan waktu sekitar 20 jam,"kata dia. Sedangkan kapasitas untuk lantai jemur, Bulog dalam sehari mampu mengeringkan sekitar 10 ton. Wastono memandang penggunaan lantai jemur sebenarnya lebih efektif, karena memaksimalkan angin. "Ya kembali lagi lantai jemur ini bergantung dengan kondisi cuaca yang ada,"pungkasnya. Seperti diketahui, di 2015 lalu Kabupaten Cilacap mengalami surplus beras sekitar 375 ribu ton. Sayangnya, kondisi surplus beras tersebut dalam penyerapannya dari Bulog masih rendah. Sehingga kondisinya banyak beras asal Kabupaten Cilacap lari ke Jabar.(rez)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: