Limbah Proyek Rel Ganda Ancam Pertanian
SAMPANG-Pekerjaan jalur rel ganda di wilayah Sampang dikeluhkan masyarakat, khususnya para petani. Pasalnya, pekerjaan pembuatan rel baru langsung berbatasan dengan area pertanian warga di sepanjang Purwokerto-Kroya. Karena itu, banyak petani mengaku jika limbah bekas penimbunan masuk ke areal persawahan petani dengan kerap membawa limbah material tanah dan lumpur yang pekat.
[caption id="attachment_104381" align="aligncenter" width="960"]
Limbah Proyek Rel Ganda Ancam Pertanian[/caption]
“Kita berharap agar pengerjaan double track bisa aman terhadap lahan pertanian. Jika hujan turun, maka air bersama dengan lumpur masuk ke areal persawahan,” kata Sumarsono (50) salah seorang petani di Desa karangasem, Sampang.
Menurut dia pengerjaan pembuatan rela memang membutuhkan penimbunan tanah dan bebatuan. Dan tidak sedikit muncul limbah karena penimbunan menggunakan tanah liat sehingga jika hujan banyak yang terbawa air.
“Idealnya sebelum pengerjaan sisi yang berbatasa dibuatkan aliran air, sehingga limbah tidak langsung masuk ke sawah. Melainkan bisa tertampung di saluran air,” bebernya.
Warga lainnya, Santoso (44) merasakan sejak ada proyek rel ganda memang lahan pertanian di sekitar lokasi proyek ada perubahan. Bahkan bisa dibilang pengaruhnya terhadap hasil juga ada. Namun demikian hal itu belum banyak dipikirkan oleh petani.
“Namun setelah dipikir-pikir ternyata limbah itu banyak masuk ke sawah. Sehingga kita berharap hal ini menjadi perhatian pihak terkait,” terang dia.
Dia tidak ingin proyek tersebut merugikan pihak lain. Sehingga pelaksana proyek maupun pemilik proyek harus melakukan upaya supaya limbah jangan masuk ke areal pertanian. Sebab dampaknya makin besar.
“Kami tidak keberatan dengan kegiatan proyek pemerintah. Namun kami juga minta agar pelaksaaan tidak merugikan masyarakat, sehingga tidak ada istilah hanya ingin ambil untung sendiri,” bebernya.
Saat dihubungi Radar Banyumas, Kepala UPT Dispertanak Wilayah Kroya Risun SP mengatakan tidak ada petani yang komplain secara langsung ke UPT. Jika ada keluhan sifatnya himbauan karena tidak ingin lahan pertaniannya terganggu.
“Kalau komplain secara langsung tidak ada. Sehingga jika ada petani yang merasa terganggu itu mungkin himbauan, sebagaimana pengguna jalan,” kata dia, kemarin.
Terpisah Sekretaris Kecamatan sampang Amin BA kepada Radarmas menjelaskan jika proyek rel ganda memang melintas di sejumlah desa di Kecamatan Sampang. Dan jalur kereta memang juga membelah area persawahan.
“Jika ada dampak lingkungan termasuk yang areal persawahan bisa melapor. Hal itu untuk mengetahui apakah masif ataukan hanya karena dibeberao titik saja,” kata dia. (yan/ttg)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

