Bappeda Optimis Bantu Tekan Angka Kemiskinan Ekstrem di Cilacap
Ilustrasi masyarakat kurang mampu di Cilacap.-REGINA GAYUH/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Cilacap terus memperkuat langkah pengentasan kemiskinan ekstrem. Sebagai koordinator perencanaan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mencatat terjadi penurunan yang signifikan dari angka penduduk miskin hingga tahun 2025.
Meski masih menghadapi sejumlah tantangan di lapangan, Bappeda optimis target penghapusan kemiskinan ekstrem pada tahun 2026 dapat tercapai.
Kepala Bappeda Cilacap, Sujito, menyampaikan bahwa hambatan pengentasan kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh keterbatasan anggaran, tetapi juga faktor sosial di masyarakat.
“Masih ada saja masyarakat yang tidak mau dibantu, bahkan menolak saat program intervensi dilakukan. Beberapa sudah merasa nyaman dalam kondisi miskin. Ini yang menjadi tantangan kami,” ujarnya.
BACA JUGA:Sudah Capai Target 2027, Bappeda Optimis Angka Kemiskinan Terus Turun
Ia menjelaskan, penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap, dimulai dari masyarakat miskin ekstrem hingga kelompok rentan miskin.
“Dengan sumber daya yang terbatas, kita harus memastikan bantuan benar-benar tepat sasaran dan memberikan dampak jangka panjang,” tambahnya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Bappeda, pada tahun 2024 angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Cilacap tercatat sebesar 1,28 persen, atau sekitar 22.250 jiwa.
“Target kita di tahun 2026 harus benar-benar mencapai 0 persen,” tegasnya.
BACA JUGA:Angka Kemiskinan di Cilacap Turun, Pemkab Gencarkan Intervensi di 24 Kecamatan
Sujito menuturkan, strategi pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemkab akan selalu memperhatikan kondisi masing-masing kelompok masyarakat.
Bagi warga lanjut usia, bantuan diberikan dalam bentuk bantuan sosial langsung. Sedangkan bagi warga usia produktif, program diarahkan pada pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, serta bantuan renovasi rumah tidak layak huni.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga memiliki kemandirian ekonomi. Itu yang menjadi fokus utama kami,” jelasnya.
Ia menegaskan, keberhasilan program ini bergantung pada sinergi lintas sektor dan dukungan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

