56 Jenis Mangrove Ada di Segara Anakan, 17 Ribu Batang Ditanam Dukung Mageri Segoro
Sentra pembibitan magrove di Cigimbal Park, Tritih Kulon, Kabupaten Cilacap.-RYNALDI FAJAR/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Kawasan Segara Anakan, sebuah laguna estuari penting di Kabupaten Cilacap, diakui sebagai salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati pesisir yang luar biasa.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Dias Prihantoro mencatat, terdapat 56 jenis mangrove yang tumbuh subur di wilayah tersebut.
Jenis-jenis mangrove yang dapat diidentifikasi meliputi Api-api (Avicennia alba), Bogem (Sonneratia alba), Bakau (Rhizophora mucronata), Tancang (Brugueira gymnorizha), Seruni (Brugueira carryophyloides), Nyirih (Carapa oboyata), Dungun (Heritiera littoralis), Bintaro (Carbera manghas), dan Nyuruh (Carapa molluccensis).
Upaya penanaman mangrove secara masif di Segara Anakan dilakukan sebagai implementasi dari Program Gubernur Jawa Tengah untuk rehabilitasi kawasan pesisir yang dikenal sebagai Mageri Segoro. Program ini bertujuan untuk melindungi dan memulihkan ekosistem pantai dari ancaman abrasi.
BACA JUGA:Cilacap Kuatkan Benteng Pesisir Lewat Rehabilitasi Mangrove
"Sebagai komitmen terhadap Program Mageri Segoro, dari awal Tahun 2025 sampai dengan bulan Juni ini kami telah menanam sebanyak 17.250 batang mangrove yang mencakup area seluas 1,725 hektar di Kawasan Segara Anakan," ujar Dias Prihantoro.
Dias menekankan, hutan mangrove memiliki peran ganda yang sangat strategis. Selain sebagai pelindung fisik pantai, hutan bakau juga berfungsi sebagai solusi alami untuk mengatasi pemanasan global.
"Upaya rehabilitasi ini sangat krusial. Kami tahu bahwa satu hektar mangrove mampu menyerap kurang lebih 39,75 juta ton karbon dioksida (CO2) per tahun. Oleh karena itu, kolaborasi dengan perusahaan, akademisi, hingga TNI/Polri dan masyarakat ini menjadi kunci keberhasilan upaya kita bersama menjaga Segara Anakan sebagai solusi iklim dan pelindung pantai," tambahnya.
Kegiatan penanaman dan rehabilitasi ini menunjukkan sinergi kuat lintas sektor. Pihak-pihak yang terlibat antara lain Dinas Lingkungan Hidup (DLH), perusahaan, akademisi, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Provinsi Jawa Tengah, Perhutani, organisasi lingkungan seperti Trees4Trees, serta unsur keamanan seperti Polresta Cilacap, Kodim Cilacap, PNC (Politeknik Negeri Cilacap), dan masyarakat setempat.
Keterlibatan berbagai sektor ini menunjukkan komitmen kolektif dalam menjaga kelestarian ekosistem Segara Anakan, yang juga merupakan habitat penting bagi berbagai biota laut dan menopang mata pencaharian masyarakat lokal. (rey)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

