Banner v.2

Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Ubah Limbah Kepiting Jadi Kaldu Bergizi, Dukung Program MBG Nasional

Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Ubah Limbah Kepiting Jadi Kaldu Bergizi, Dukung Program MBG Nasional

Dosen pendamping lapangan, Lurah dan mahasiswa foto bareng.-ISTIMEWA-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Inovasi luar biasa lahir dari tangan dosen dan mahasiswa Universitas Al-Irsyad Cilacap bersama Universitas Jenderal Soedirman. Melalui program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), tim lintas disiplin ini sukses mengolah limbah cangkang kepiting menjadi produk pangan bergizi tinggi seperti kaldu kepiting dan kerupuk ikan fungsional.

Program yang berlokasi di Desa Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, menggandeng Wisata kuliner Kampoeng Kepiting, komunitas Masyarakat Mandiri Kutawaru (MAMAKU) dan kelompok Bunda Malutik Kutawaru (BUNTIKU) sebagai mitra utama. Tujuannya mengubah limbah hasil laut menjadi sumber gizi dan ekonomi baru bagi masyarakat pesisir.

Ketua tim, Imam Agus Faizal, S.Tr.A.K., M.Imun., dosen Vokasi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis Universitas Al-Irsyad Cilacap menjelaskan, program ini selaras dengan kebijakan nasional Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Kami ingin inovasi ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang ketahanan pangan dan gizi keluarga. Limbah kepiting yang dulunya tak bernilai kini bisa diolah jadi kaldu bernutrisi untuk anak dan ibu, sejalan dengan semangat Indonesia Emas 2045,” ungkap Imam.

Program ini turut melibatkan dua akademisi lintas keilmuan, yaitu Putri Maretyara Saptyani, M.Tr.Keb., dosen S1 Kebidanan Universitas Al-Irsyad Cilacap, yang berfokus pada peningkatan gizi ibu dan anak, serta Riviani, S.Pi., M.Si., dosen S1 Ilmu Perikanan Universitas Jenderal Soedirman, yang berperan dalam optimalisasi teknologi pengolahan ikan bycatch menjadi produk bernilai tambah.

Selain pelatihan teknologi ekstraksi kaldu dan pengeringan modern, tim juga membekali warga dengan kemampuan digital marketing, fotografi produk, dan desain kemasan agar produk olahan Kutawaru bisa bersaing di e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia.

Lurah Kutawaru, Edy Harjanto, S.Sos., mengapresiasi sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat.

“Kami bangga, Desa Kutawaru kini menjadi percontohan pengelolaan limbah perikanan berbasis inovasi. Selain menciptakan produk bernilai jual, program ini juga meningkatkan kesadaran gizi dan membuka peluang ekonomi bagi warga,” ujarnya.

Desa Kutawaru dikenal sebagai salah satu sentra kepiting terbesar di Indonesia, dengan potensi wisata bahari dan kuliner yang terus berkembang. Melalui pendekatan zero waste dan inovasi pangan lokal, kegiatan ini menjadi model nyata integrasi Asta Cita ke-4 (penguatan SDM) dan Asta Cita ke-6 (pembangunan dari desa).

Tak hanya berdampak ekonomi, kegiatan PMM ini juga melibatkan mahasiswa lintas program studi yang mengabdi langsung selama 144 Jam Kegiatan Efektif Mahasiswa (JKEM). Mereka berperan dalam riset lapangan, pelatihan, hingga pendampingan produksi bersama masyarakat.

“Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan bisa langsung menjawab kebutuhan desa. Dari limbah jadi berkah, dari laut untuk gizi bangsa,” tutup Imam Agus Faizal.

Dengan semangat “Dari Desa Kutawaru Menuju Indonesia Sehat dan Cerdas”, program ini tidak hanya menghasilkan produk inovatif, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru pangan bergizi dan berkelanjutan dapat tumbuh dari potensi lokal yang dikelola dengan sains dan kolaborasi. (*/ads)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: