Banner v.2

Disebut Kota Industri, Namun Fasilitas Alat Ukur Udara dan Air di Cilacap Masih Terbatas

Disebut Kota Industri, Namun Fasilitas Alat Ukur Udara dan Air di Cilacap Masih Terbatas

Kepala UPTD Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup, Yuniarti Erlina.-REGINA GAYUH/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Fasilitas alat pengukur indeks udara dan air di Kabupaten Cilacap dinilai masih sangat terbatas. Padahal, Cilacap merupakan daerah industri yang rentan terhadap pencemaran lingkungan, baik udara maupun air.

Kepala UPTD Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup, Yuniarti Erlina menyebut bahwa keterbatasan tersebut terjadi karena belum menjadi prioritas pemerintah daerah. Anggaran masih lebih banyak diarahkan untuk perbaikan infrastruktur jalan rusak.

“Ketersediaan alat ukur ini belum dianggap prioritas untuk anggota dewan, masih banyak jalanan yang rusak,” ujarnya.

Ironisnya, padahal laboratorium DLH Cilacap sejak 2015 telah menjadi laboratorium kabupaten pertama yang mendapatkan akreditasi. Namun, hingga kini belum ada perkembangan berarti. Fasilitas laboratorium masih menggunakan alat seadanya.

BACA JUGA:Komitmen Kembangkan Industri, Pemkab Cilacap Godog Raperda RPIK

“Tidak seperti di DLH Tegal, yang saya dengar mereka mendapatkan anggaran sampai Rp2 miliar untuk laboratorium,” ungkapnya.

Selain keterbatasan anggaran, jumlah personel juga berkurang karena sebagian sudah diterima sebagai tenaga P3K. Meski demikian, ia menilai hal tersebut tidak menjadi masalah.

“Mungkin sudah rejekinya,” katanya.

Saat ini, DLH Cilacap masih berupaya mempertahankan yang sudah ada dan cukup lengkap, yaitu penggunaan alat pengukur indeks air.

Namun, untuk indeks udara, ketersediaannya masih sangat kurang. Kondisi ini dikhawatirkan menghambat upaya pemantauan kualitas lingkungan di tengah potensi pencemaran industri yang cukup tinggi di Cilacap. (gia)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: