Cilacap Berisiko Terdampak Tsunami, 10 Kecamatan Masuk Kategori Rawan
Cilacap memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 201,9 kilometer yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia.-RYNALDI FAJAR/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap menyatakan bahwa ada 10 kecamatan dan 55 desa atau kelurahan di Cilacap yang berisiko tinggi terdampak tsunami. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Bayu Prahara.
Kesepuluh kecamatan yang berisiko tersebut meliputi Kesugihan, Maos, Adipala, Binangun, Nusawungu, Patimuan, Kampung Laut, Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, dan Cilacap Utara.
"Cilacap memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 201,9 kilometer yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia, sehingga ancaman tsunami tidak bisa dianggap remeh," ungkap Bayu.
Bayu menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap terus meningkatkan upaya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian material.
BACA JUGA:BMKG Pasang Alat Deteksi Dini Tsunami di Pantai Jetis Cilacap
Hal ini dilakukan melalui berbagai program, termasuk edukasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda awal tsunami dan jalur evakuasi yang aman. Selain itu, Pemkab juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan sistem peringatan dini berfungsi optimal.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah daerah telah menyiapkan sejumlah gedung sebagai tempat evakuasi akhir bagi warga yang terdampak tsunami. Gedung-gedung ini dipilih berdasarkan lokasinya yang strategis dan aman dari jangkauan gelombang.
"Kami memastikan semua tempat evakuasi sudah siap digunakan, lengkap dengan fasilitas dasar untuk menampung warga dalam kondisi darurat," jelas Bayu.
Bayu juga mengimbau agar masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir, untuk selalu waspada dan aktif mencari informasi terkait peringatan dini dari lembaga berwenang seperti BMKG dan BPBD. Latihan evakuasi rutin juga diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
"Kesiapsiagaan individu dan komunitas adalah kunci utama untuk menyelamatkan diri. Kami harap masyarakat tidak panik, tetapi tetap siaga," tutupnya. (rey)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

