Banner v.2

Pemkab Cilacap Siapkan Peta Potensi Wilayah Untuk Pengembangan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Cilacap

Pemkab Cilacap Siapkan Peta Potensi Wilayah Untuk Pengembangan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Cilacap

Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman saat memberikan keterangan kepada awak media di sela kegiatannya.-JULIUS/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Cilacap tengah menyusun langkah terstruktur untuk mengembangkan ekonomi desa melalui penguatan Koperasi Merah Putih.

Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman menyampaikan bahwa saat ini pihaknya telah menginstruksikan seluruh OPD untuk memetakan potensi wilayah secara rinci di berbagai sektor, mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, hingga pasar desa.

"Saya sudah instruksikan OPD untuk memetakan potensi yang ada. Ke depan, OPD tidak hanya berbasis wilayah, tapi akan menjadi pembina potensi sesuai bidang masing-masing," ujar Bupati Syamsul, Rabu (23/7/2025).

Untuk memperkuat program ini, Pemkab Cilacap juga tengah menyiapkan tim teknis yang melibatkan unsur eksekutif dan legislatif. 

BACA JUGA:Pembentukan Koperasi Merah Putih di Cilacap Rampung, Tinggal Proses Kelengkapan Dokumen

"Langkah ini diharapkan dapat memastikan pengembangan Koperasi Merah Putih berjalan secara tepat sasaran dan berkelanjutan," tandasnya. 

Salah satu program yang disinergikan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini memiliki potensi 101 dapur aktif di seluruh Cilacap. 

"Program MBG akan dikolaborasikan dengan koperasi sebagai penyedia bahan pangan lokal seperti daging, telur, dan sayuran melalui kelompok tani dan peternak, selain sehat pasokan ini berbasis lokal," tambahnya.

Terkait pembiayaan, koperasi-koperasi tersebut memiliki peluang mengakses plafon pinjaman hingga Rp 5 miliar melalui skema perbankan.

BACA JUGA:284 Koperasi Merah Putih di Cilacap Sudah Berbadan Hukum, Siap Jalankan Unit Kerja Masing-Masing

"Pinjaman ini bukan hibah, dari pihak Bank tetap memerlukan analisis bisnis yang kuat. Tidak semua usaha bisa langsung disetujui, maka tugas kita adalah mendampingi dan membimbing koperasi agar layak secara usaha," lanjutanya. 

Bupati juga menekankan pentingnya kolaborasi yang tidak saling tumpang tindih antar pelaku ekonomi desa seperti koperasi, BUMDes, dan UMKM. Ia berharap koperasi menjadi penyokong, bukan pesaing usaha kecil di desa.

"Koperasi jangan justru mematikan ekonomi kecil. Jika BUMDes sudah bergerak di sembako, maka koperasi bisa fokus ke distribusi atau lini usaha lainnya. Harus saling melengkapi," pungkas Syamsul. (jul) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: