Banner v.2

Dulu Pakai Bambu Karbit, Ngabuburit Sekarang Bawa Meriam Jebodan dari Paralon, Sambil Usir Burung Sawah di Pag

Dulu Pakai Bambu Karbit, Ngabuburit Sekarang Bawa Meriam Jebodan dari Paralon, Sambil Usir Burung Sawah di Pag

BANJARNEGARA – Proses revolusi kemerdekaan pada masa lalu diduga turut memengaruhi tradisi permainan anak hingga kini. Tak mengherankan tradisi bertema ledakan selalu ada saat bulan Ramadan. Petasan/kembang api hingga karbit digunakan sebagai permainan selama bulan puasa. Alat permainan bertemakan ledakan ini mengalami perkembangan. Kini anak-anak di desa membuat meriam jebodan. Meriam ini telah digunakan sejak lama. Bedanya, dulu menggunakan karbit sebagai bahan peledak dan pohon pepaya sebagai meriamnya. https://radarbanyumas.co.id/tradisi-unik-saat-menyambut-ramadan-yang-ada-di-indonesia/ Ketika minyak tanah murah didapatkan anak-anak menggunakannya sebagai bahan peledak dan batang bambu sebagai meriamnya. Zaman terus berubah, kini anak-anak menggunakan spritus sebagai bahan peledak dan pipa paralon sebagai meriamnya. Permainan meriam jebodan ini banyak dijumpai di desa-desa. Seperti di Kampung Brayut Desa Gembongan Kecamatan Sigaluh. Fauzan, Dimas dan Ega dari Kampung Brayut membawa meriam jebodan dari pipa paralon menuju ke sawah pada Selasa (5/4) pagi. Mereka menggunakan meriam jebodan untuk mengusir burung dari area persawahan. Fauzan mengatakan menggunakan meriam jebodan untuk mengusir burung yang akan memakan padi milik orang tuanya yang siap panen. "Sambil menunggu waktu berbuka, biar tidak terlalu lapar, sambil mainan jebodan ini. Ikut membantu Bapak juga mengusir burung yang ada di sawah," kata Fauzan. https://radarbanyumas.co.id/sadranan-pertahankan-tradisi-bersih-makam-leluhur/ Meriam jebodan yang digunakan, terbuat dari pipa paralon dengan panjang sekitar setengah meter dan diameter 15 centimeter. Sedangkan ujungnya diberi penutup botol yang sudah ada pemantik dari bekas korek api gas. Pemantik ini digunakan sebagai pemicu ledakan. Untuk menyalakan meriam jebodan, ujung penutup meriam disemprot terlebih dahulu dengan cairan spiritus sebanyak puluhan kali. Semprotan spiritus ini banyak dimiliki anak-anak, terutama bekas semprotan hand sanitizer di era pandemi. Setelah disemprot, ujung bawah paralon ditutup dan digoyangkan berkali-kali. Baru kemudian pemantik ditekan dan Duarrr. Suara ledakan pun terdengar membahana. Permainan meriam jebodan relatif aman. Namun perlu berhati-hati karena dapat menimbulkan percik api. Juga sebaiknya dibunyikan di area yang jauh dari permukiman, karena suara kerasnya mengganggu warga. (drn) https://radarbanyumas.co.id/tradisi-unik-saat-menyambut-ramadan-yang-ada-di-indonesia/

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: