Tiga Wilayah di Cilacap Dipersiapkan Sebagai Lahan Tananam Biomassa

Jumat 08-03-2024,16:38 WIB
Reporter : Julius Purnomo
Editor : Susi Dwi Apriani

CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Tiga lahan di wilayah Kecamatan Jeruklegi, Kesugihan dan Kawunganten, dipersiapkan untuk ditanami tanaman Gamal dan Kaliandra. Tanaman tersebut akan diperuntukkan sebagai biomassa campuran batubara pembakaran pada PLTU.

Pemilihan 2 jenis tanamanan tersebut, selain mudah tumbuh pada lahan jenis apapun, kandungan yang dimilikinya dinilai cukup untuk memenuhi kalori bahan bakar.

"Kedua tanaman ini dapat tumbuh pada lahan kering selain itu pada setiap 1 kilogramnya dapat menghasilkan 4.000 kalori pada kondisi kering," kata Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB University, Dr Meika Syahbana Rusli, Jumat (8/3/2024).

Dr Meyka menjelaskan, ia telah merancang program dengan memberdayakan lahan milik masyarakat untuk ditanamani 2 jenis tanaman tersebut. Kemudian masyarakat atau petani akan mengelola secara mandiri.

BACA JUGA:Wilayah Pesisir Selatan Cilacap Rawan Abrasi

BACA JUGA:Disdukcapil Cilacap Lakukan Percepatan IKD

Kemudian BUMDes akan dilibatkan sebagai manajemen yang akan mengolah batang tanaman gamal dan kaliandra, menjadi bentuk serbuk. Selanjutnya dijual kepada PT Artha Daya Coalindo selaku pembeli dan pemasok biomassa yang dihasilkan ke PLTU Adipala.

"Tiga wilayah tersebut kita jadikan pilot project. Ada 9 desa yang terlibat, 16 kelompok tani serta kita kerjasamakan 3 BUMDes untuk memanajemen mereka," tandasnya.

Terkait kebutuhan biomassa, Dr Meika mengatakan, kebutuhan energi ramah lingkungan atau biomassa begitu besar dan setiap tahunnya akan terus meningkat.

"Kalau ditanya pasar, kepastiannya jelas, karena kebutuhan dari PLTU untuk mensubstitusi batubara," katanya.

Sementara itu, Manajer Pengembangan Bisnis, Teknologi, dan Pemasaran Biomassa PT PLN EPI, Odi Sefriadi mengatakan, saat ini kebutuhan pasokan biomassa PLTU Adipala lebih dari 5.000 ton per bulan.

"Penggunaan campuran biomassa saat ini maksimal baru mencapai 3 persen dan selebihnya 97 persennya berupa batu bara," jelasnya.

Ia menuturkan, pihaknya masih terus berusaha mengembangkan biomassa tersebut dengan terus menggalakkan penanaman. Sehingga persentase penggunaan biomassa kedepannya bisa terus meningkat.

"Kita terus lakukan kajian dan penelitian untuk peningkatan prosentase cofiring itu," tutupnya. (jul)

Kategori :