RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Ketika remaja mulai jatuh cinta dengan lawan jenis, orang tua perlu mempersiapkan pola pengasuhan anak selanjutnya, yang bisa menjadi lebih rumit.
Cara paling penting untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan percakapan yang menyenangkan dan terbuka dengan anak remaja Anda.
Cara Menghadapi Remaja yang Tertarik dengan Lawan Jenis
Jika ayah dan ibu mempunyai anak remaja, bersiaplah kalau-kalau mereka jatuh cinta atau mulai tertarik pada lawan jenis. Selama masa remaja, pola pengasuhan bisa menjadi lebih kompleks karena perlu dilakukan penyesuaian baru antara orang tua dan remaja.
BACA JUGA:Tipe-Tipe Parenting Serta Pengaruhnya Pada Anak
BACA JUGA:Tips Parenting yang Tepat Untuk Anak Usia Remaja
Namun, ini adalah bagian yang normal dan penting dalam perkembangan anak. Orang tua tak perlu panik jika anak remajanya terlihat memiliki perasaan terhadap lawan jenis.
Saat para ibu membicarakan perasaan, persahabatan, dan hubungan keluarga, bukan ide yang buruk untuk membicarakan hubungan remaja secara umum. Ketika remaja mengetahui seperti apa hubungan saling menghormati, mereka dapat menghubungkannya langsung dengan hubungan romantis.
Melalui percakapan ini, anak-anak menjadi lebih nyaman mengungkapkan perasaannya kepada orang tuanya ketika mereka mulai mengembangkan minat romantis terhadap lawan jenis. Selain itu, topik penting lainnya juga dapat dibahas dalam obrolan ini.
Misalnya bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik dan menghargai batasan orang lain. Berbicara dengan remaja tentang seks dan hubungan ketika mereka masih remaja akan memudahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan kepada orang tua ketika masa pubertas dimulai.
BACA JUGA:Belajar Parenting untuk Anak Muda Sebelum Menjadi Orang Tua
BACA JUGA:Tipe Parenting yang Berdampak Buruk pada Anak
Ibu dan sang anak bisa mengobrol tentang hubungan dan pendidikan seks dari waktu ke waktu. Namun, tergantung pada nilai dan aturan keluarga Anda, ibu dan anak mungkin perlu mendiskusikan perilaku, aturan dasar, dan konsekuensi jika melanggar aturan.
Orang tua dapat berdiskusi, misalnya, berapa banyak waktu yang dihabiskan anak mereka bersama pasangannya, berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk belajar, dan apakah boleh pergi keluar berdua saja dengan pasangannya.
Para ibu dan ayah mungkin ingin memberikan strategi tentang apa yang harus dilakukan jika anak mereka merasa tidak aman atau terancam. Mereka masih membutuhkan orang tuanya, jadi penting untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka.