Begini Nasib Oknum Buruh Mandi Beras yang Vidoenya Viral di Media Sosial

Kamis 28-12-2023,15:34 WIB
Reporter : Ardiffa Eka
Editor : Puput Nursetyo

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) secara resmi menghentikan hubungan kerja dengan Oknum buruh yang terlibat dalam tindakan mencuci beras di Gudang Bulog Banjar Kemantren 2, Surabaya Utara.

Sementara itu, Kepala Gudang Banjar Kemantren 2 telah menerima Surat Peringatan (SP) dan mengalami mutasi sebagai tindak lanjut terhadap kejadian tersebut.

Sebuah rekaman video menampilkan seorang pekerja tengah mandi beras telah menjadi viral di berbagai platform media sosial.

Pekerja tersebut terlihat tanpa mengenakan baju atasan, dan aksi tersebut menimbulkan reaksi negatif dari sejumlah warganet yang merasa tidak nyaman terhadap perilaku tersebut. Mayoritas dari mereka mengutuk tindakan kedua pekerja tersebut.

BACA JUGA:BUMN Perum Bulog MoU dengan Kejari Purbalingga

BACA JUGA:Bulog Pastikan Ketersediaan Beras Terpenuhi Hingga Akhir Tahun 2023

“Seorang pekerja dalam video yang tengah viral adalah pekerja harian lepas di gudang, bukan karyawan tetap BULOG. Pada hari Rabu (27/12/2023), pekerja tersebut telah dihentikan dari pekerjaannya di Gudang. Selanjutnya, Kepala Gudang Banjar Kemantren 2, sebagai penanggung jawab kegiatan di gudang, juga telah menerima Surat Peringatan (SP) dan mutasi” diungkapkan oleh Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya, dalam keterangan resmi pada Kamis (28/12/2023). 

Perum Bulog menekankan komitmen dan fokusnya pada penyediaan pelayanan dan produk berkualitas terbaik untuk masyarakat.

Oleh karena itu, dalam menghadapi penyebaran video terkait tindakan oknum buruh, manajemen Bulog segera mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat.

Tomi juga menyatakan kekecewaannya terhadap insiden yang tergambar dalam video tersebut.

BACA JUGA:Harga Beras Operasi Pasar Bulog Ikut Naik, Cek Harganya Disini

BACA JUGA:Pasar Tradisional di Banyumas Digelontor Beras Bulog

Sejumlah kecil beras impor, yang seharusnya diangkut oleh buruh ke mesin Rice to Rice (RtR) setelah pengangkutan dari kapal ke gudang, justru disalahgunakan oleh oknum buruh dengan merusak karungnya. 

Tomi menyampaikan bahwa “sepanjang tahun ini, kami telah mengangkut jutaan ton beras impor dari kapal ke gudang-gudang Bulog. Dari puluhan juta karung yang diangkut, hanya beberapa yang mengalami kerusakan atau bocor. Oleh karena itu, perlu mengumpulkan karung-karung tersebut untuk diangkut kembali ke mesin pengolahan RtR.”

Tomi menegaskan bahwa Bulog telah menetapkan standar mutu dan kontrol kualitas untuk menjaga integritas proses dan kualitas beras.

Dari kedua aspek tersebut, Bulog merasa perlu untuk mengambil langkah-langkah tegas terhadap individu yang terlibat untuk melindungi hak konsumen.

"Tindakan manajemen Bulog akan ditingkatkan dalam pengawasan di gudang guna mencegah pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku," ujar Tomi. (aef/*)

Kategori :