Perbedaan karakteristik ini menegaskan evolusi kapal Pinisi dari awalnya sebagai kapal layar tradisional menuju kapal modern dengan kemudahan dan efisiensi teknologi. Palari merepresentasikan keaslian dalam desain pelayaran tradisional, sementara Lamba atau Lambo menunjukkan adaptasi modern untuk efisiensi dan kemudahan penggunaan mesin.
Keistimewaan Kapal Pinisi
Kapal Pinisi memiliki keistimewaan yang tak ternilai, terkait dengan proses pembuatannya yang mengagumkan. Tanpa menggunakan paku atau peralatan modern, proses pembuatan kapal ini masih mengandalkan keterampilan manual manusia langsung.
Ketangguhan Kapal Pinisi tidak diragukan lagi meskipun proses pembuatannya tak memanfaatkan sentuhan teknologi modern. Keunikannya terletak pada keahlian tangan-tangan terampil yang mampu menciptakan kapal ini, tanpa bergantung pada alat modern.
Kapal Pinisi bukan sekadar kapal kayu biasa. Kapal ini menjadi satu-satunya kapal kayu yang mampu mengarungi lima benua. Dari Vancouver di Kanada hingga samudra yang ganas di Pasifik, dari Australia, Madagaskar, hingga Jepang, Kapal Pinisi telah menaklukkan berbagai medan laut yang berbeda.
BACA JUGA:Ribuan Peluru Bekas Perang Dunia II Ditemukan dalam Bangkai Kapal di Perairan Nusakambangan
BACA JUGA:Persiapan Tradisi Sembahyang Rebutan, Perajin dapat Order Kapal untuk Leluhur
Meski terlihat sederhana dalam proses pembuatannya, Kapal Pinisi menampilkan keajaiban dalam keberaniannya berlayar melintasi perairan internasional. Kecakapan teknis dan keuletan para pelautnya memberikan kontribusi besar dalam menjadikan Kapal Pinisi sebagai simbol ketahanan dan keindahan peradaban maritim Indonesia.
Google Doodle hari ini tidak hanya merayakan gambaran visual Kapal Pinisi, tetapi juga menggambarkan keunikan dalam proses pembuatannya serta keberaniannya melintasi lima benua. Sebagai simbol kehebatan teknis dan keberanian dalam perjalanan laut, Kapal Pinisi tetap menjadi kebanggaan tak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia maritim internasional. (WAN)