BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Bertempat di Pendopo Kecamatan Ajibarang pada Selasa (5/12) dilaksanakan Mini Lokakarya tahap III Kabupaten Banyumas oleh Tim Percepatan Penuruanan Stunting (TPPS) tahun 2023.
Dalam paparan Camat Ajibarang terkait dengan pencegahan dan penanganan stunting menuju kecamatan bebas stunting tahun 2024 diketahui persentase balita stunted atau potensi stunting hasil operasi timbang serentak terbaru di wilayah Ajibarang turun.
Camat Ajibarang, Arif Ependi mengatakan, target prevelensi stunting Kabupaten Banyumas tahun 2021 sampai 2024 hasil data studi kasus gizi di Indonesia untuk tahun 2021 21,6 persen, tahun 2022 18,22 persen, tahun 2023 15,67 persen dan di tahun 2024 target prevelensi stunting di 12,93 persen.
"Laju penurunan stunting dari tahun 2022 sampai 2024 rata-rata diangka dua persen," katanya.
BACA JUGA:Penanganan Stunting di Banyumas Digelontor Rp 134 Miliar
BACA JUGA:Pedagang yang Tergabung Paguyuban Ajimasjaya Menolak Perluasan Pasar Ajibarang
Arif menjelaskan, data status gizi balita usia nol sampai 59 bulan untuk balita stunted di Kecamatan Ajibarang berdasarkan hasil operasi timbang serentak kategori status gizi sesuai dengan Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2020 untuk bulan Februari tahun ini jumlah balita yang diukur ada 5.648 anak.
Dari pengukuran tersebut, jumlah balita yang sangat pendek sebanyak 97 anak dan jumlah balita pendek ada 483 anak dengan jumlah balita stunted 346 anak atau persentase balita stunted ada 6,13 persen.
"Dibandingkan hasil tumbang serentak Agustus tahun ini, jumlah balita yang diukur 5.134 anak dengan jumlah balita sangat pendek ada 124 anak dan jumlah balita pendek 446 anak. Sedangkan jumlah balita stunted ada 320 anak dengan prosentase 5,23 persen. Turun sedikit dibandingkan bulan Februari," terang dia.
Dilanjutkan, dari data-data tersebut persentase balita stunted yang paling rendah di Kecamatan Ajibarang adalah Desa Sawangan dengan 2,36 persen. Diatasnya ada Desa Ciberung 2,67 persen.
"Jadi hasil operasi timbang serentak persentase balita stunted yang paling rendah adalah Desa Sawangan," pungkas Arif. (yda)