RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Purbalingga merupakan kota yang syarat akan sejarahnya. Bahkan, Panglima Besar Jenderal Soedirman lahir di kota yang indah tersebut. Tak heran jika budaya jamasan pusaka Museum Soegarda masih berlangsung hingga kini.
Pada saat ini, benda-benda pusaka mungkin dianggap bertuah. Namun pada masa lalu lebih dikenal sebagai senjata pengusir penjajah baik secara fisik maupun metafisik.
Beruntungnya, pusaka-pusaka tersebut masih tertata rapi di Museum Prof dr R Soegarda Purbakawatja Purbalingga. Penasaran dengan budaya jamasan pusaka Museum Soegarda? berikut informasinya telah Radarmas rangkum dari berbagai sumber;
BACA JUGA:Kutabawa Flower Garden, Wisata Purbalingga yang Cocok Untuk Menenangkan Pikiran
BACA JUGA:Belum Sempat Dioperasikan Sejak Dibangun, Objek Wisata Purbalingga Bumi Sambara Mangkrak dan Rusak
Budaya Jamasan Pusaka Museum Soegarda
Jamasan pusaka merupakan salah satu upaya dalam merawat benda-benda pusaka, benda bersejarah, benda kuno, dan benda-benda yang dianggap memiliki tuah.
Dalam tradisi masyarakat Jawa, jamasan pusaka menjadi kegiatan spiritual yang cukup sakral dan dilakukan sekali dalam satu tahun. Kegiatan tersebut juga termasuk kegiatan ritual budaya yang perlu dilestarikan.
Untuk kegiatan jamasan pusaka Museum Soegarda sendiri merupakan dinamika pengelolaan museum agar koleksi dari museum tersebut terjaga kebersihan dan kelestarian otentisitasnya.
Jamasan pusaka di museum Soegarda dilakukan pada malam jumat kliwon di bulan Suro. Adapun pusaka yang dijamas merupakan pusaka koleksi museum, ada juga titipan dari koleksi pribadi masyarakat.
Prosesi jamasan tersebut sudah jadi agenda rutin tahunan di museum Soegarda demi merawat benda pusaka peninggalan nenek moyang. Selain itu, juga untuk menjaga tradisi yang sudah turun temurun.
BACA JUGA:Seragam Linmas Ganti Warna, Purbalingga Tunggu Penerapan
BACA JUGA:ASN Dilarang Follow dan Like Akun Capres, Bawaslu Purbalingga Bakal Patroli Siber
Menariknya, nuansa sakral terasa saat para penjamas melakukan tahapannya. Tosan aji berupa keris, tombak, dan pedang, dibersihkan satu persatu dengan begitu hati-hati. Setidaknya ada 76 koleksi museum Prof dr R Soegarda saat ini.