BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Unsur legislatif Kabupaten Banyumas menyoroti angka pengangguran di Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Dalam diskusi publik kesatu penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Ajibarang bulan ini, diketahui 24 persen warga Ajibarang belum atau tidak bekerja
Anggota DPRD Banyumas Fraksi PKB, Mugiarti SPd MM kaget usai menyimak data dalam konsultasi publik kesatu penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Ajibarang, terkait kondisi warga di wilayah Kecamatan Ajibarang. Dimana dari pemetaan, terdapat 24 persen warga Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas yang belum atau tidak bekerja. Sementara dari warga yang telah bekerja, persentase pekerjaan sebagai petani dan penggarap kebun di Ajibarang hanya dua persen.
"Apakah kondisi ini karena ada pengalihfungsian lahan sawah menjadi ruko, sawah menjadi sekolahan, sawah menjadi perumahan. Atau mungkin karena pekerjaan menjadi petani atau penggarap kebun sudah tidak menarik," katanya.
Mugiarti mendorong keberadaan usaha-usaha strategis di wilayah Kecamatan Ajibarang, seperti pembuatan sangkar burung di Desa Banjarsari dan pembuatan genteng di Desa Pancasan ke depan dapat menurunkan angka pengangguran di Ajibarang. Terkait perhatian kepada petani diantaranya perihal masih banyaknya persentase kandungan air pada gabah kering yang dihasilkan oleh petani tradisional, harapannya ada kebijakan dari pemerintah yang mengaturnya.
BACA JUGA: Dalam Rencana RDTR, 25 Persen Kawasan Perkotaan Ajibarang Banyumas Tidak Boleh Dialihfungsikan
BACA JUGA:Konsultasi Publik Kesatu RDTRK Ajibarang Banyumas, Camat Singgung Kepastian Hukum Ijin Tambang
"Mudah-mudahan ada kebijakan sehingga gabah kering yang dihasilkan petani tradisional bisa diserap maksimal oleh pemerintah," harap dia.
Menanggapi sorotan angka pengangguran di Ajibarang dari unsur legislatif, Kepala Bapedalitbang Banyumas, Dedy Noerhasan, ST MSi juga mengaku kaget terkait data 24 persen warga Ajibarang yang belum bekerja atau tidak bekerja dan yang berprofesi sebagai petani hanya dua persen.
"Jangan-jangan jadi penambang. Tapi penambang yang menjadi korban kecelakaan kerja justru dari Bogor," jawabnya. (yda)