RADARBANYUMAS.ID - Carica merupakan buah khas dari Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, yang juga diangkat sebagai maskot Kota Wonosobo di Jawa Tengah.
Meskipun begitu, area pertanian carica terbesar terletak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, sementara kegiatan pengolahan dan penjualan banyak dilakukan oleh warga Kabupaten Wonosobo.
Carica memiliki warna kuning dan bentuk yang mirip dengan buah pepaya, sehingga banyak orang yang menyebutnya sebagai buah pepaya dieng atau pepaya gunung.
Carica merupakan jenis tanaman buah yang hanya mampu tumbuh optimal di tempat dengan suhu udara yang relatif sangat rendah, seperti yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng.
BACA JUGA:Penjual Kewalahan Penuhi Order Carica
BACA JUGA:Penjual Carica Kehabisan Stok
Sejarah Tanaman Buah Carica
Penanaman buah carica pertama kali diperkenalkan oleh penjajah Belanda pada periode Perang Dunia II, yang membawanya dari dataran tinggi Andes, Amerika Selatan.
Saat itu, penjajah Belanda memilih Daerah Dieng sebagai tempat uji coba pertumbuhan tanaman ini karena carica hanya dapat beradaptasi di lokasi dengan ketinggian sekitar 1.500-2.000 mdpl.
Pada dataran tinggi Dieng, carica dapat menghasilkan buah sepanjang tahun, tetapi masa puncak panen biasanya terjadi antara bulan Maret hingga April.
Bagian dari daging buah carica yang cukup tebal dijadikan sebagau manisan dengan berbagai variasi ukuran kemasan, rasa dari manisannya sangat menggugah selera apalagi dinikmati dalam keadaan dingin.
BACA JUGA:Buah Carica Langka Akibat Cuaca Buruk
BACA JUGA:Harga Naik, Hasil Panen Carica Menurun
Kandungan dan Manfaat Buah Carica
Buah carica mengandung berbagai zat penting seperti kalsium, vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, dan vitamin E.
Tidak hanya itu, carica juga mengandung enzim Papain yang berfungsi untuk mempercepat proses pencernaan protein, dalam penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa kandungan Arginin di dalam buah carica bagus untuk menghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
Bagian dari daging buah carica yang cukup tebal dijadikan sebagau manisan dengan berbagai variasi ukuran kemasan, rasa dari manisannya sangat menggugah selera apalagi dinikmati dalam keadaan dingin.
Pengolahan buah Carica menjadi Manisan
Proses produksi dan pengolahan buah carica untuk manisan ini pada umumnya sama saja di antara para produsen Buah carica yang dijadikan bahan untuk manisan.
BACA JUGA:Pengusaha Carica Banjarnegara Kalah Saing
BACA JUGA: Jalur Alternatif Banjarnegara-Dieng Via Plipiran Kembali Dibuka
Buah cari yang dipilih ketika tingkat kematangannya mencapai sekitar 80 persen, buah carica yang matang terlihat dari ciri warna kuning.
Setelah buah carica yang telah matang dipilih, proses selanjutnya adalah mengupas kulitnya sampai tidak ada sisa, membelah buah tersebut, menyisihkan bijinya dan dibersihkan.
Daging buah tersebut kemudian diiris dengan ukuran standar, memiliki ketebalan sekitar 3 mm dan lebar 3 cm, Kemudian setiap daging carica dicampur dengan gula dengab memilki perbandingan setiap 2,5 kg daging buah carica membutuhkan 1,5 kilogram gula.
Biji carica yang tidak dibuang sebagian dimasak dengan satu liter air hingga mencapai titik didih yang kemudian didinginkan dan disaring, lalu ekstrak biji carica dituangkan perlahan-lahan ke saringan.
Biji carica yang masih tersisa diremas dengan tangan untuk memastikan zat yang melekat di biji tidak hilang.
BACA JUGA:Wisata Sejuk di Banjarnegara: Ada yang Bisa Untuk Camping!
BACA JUGA:Nasi Nyangku Makanan Khas Banyumas Autentik dari Kaki Gunung Slamet, Wajib Dicoba
Air untuk kuah manisan kemudian dimasukkan kembali ke dalam panci dan direbus bersama gula dan teh, ekstrak biji buah Carica ini kemudian digunakan sebagai bahan untuk kuah manisan.
dengan perbandingan takaran setiap 3 liter ekstrak biji carica untuk setiap 2,5 kilogram daging carica.
Buah carica yang sudah jadi Manisan kemudian dikemas dengan beberapa merk sesuai produsen pembuat.
carica dapat bertahan selama enam bulan dalam kemasan plastik, sementara dalam kemasan kaleng dapat bertahan hingga dua tahun. (*)