BANYUMAS, RADAR BANYUMAS - Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sumpiuh, Ahmad Aljam mencatat, ada lima hektare sawah terancam kekeringan.
Sawah tersebut berada di Gerumbul Karet, Kelurahan Sumpiuh. Salah satu tanda sawah yang terancam kekeringan, tampak pada kondisi tanah.
"Terancam kekeringan sehingga dilakukan gerakan pengendalian pompanisasi untuk pengairan sawah," jelas Aljam di lokasi.
Pengairan sawah melalui pompanisasi bersumber dari Sungai Angin. Biaya pompanisasi disubsidi dari provinsi. Diperkirakan butuh waktu hingga tiga hari untuk mengairi sawah terancam kekeringan.
BACA JUGA:Filosofi Grebeg Pagar Petilasan di Desa Plana, Maknanya Patut Dicontoh
BACA JUGA:Vakum Selama Pandemi, Trah Raja Jembrana VI Kembali Napak Tilas ke Banyumas
Terpisah, Ketua kelompok tani, Herman Raharjo mengatakan, tanaman padi baru memasuki fase mratak. Sehingga masih satu bulan lagi sampai panen.
"Terjadi gagal tanam di musim tanam dua karena terendam genangan air. Sehingga, kami harus tanam ulang," terang Herman.
Dengan demikian, waktu tanam menjadi mundur. Tercatat sebanyak 15 petani, baru tanam lagi di akhir Juni.
Adapun lokasi areal persawahan berada di wilayah ceblungan. Sehingga, pola tanam relatif menjadi sulit diprediksi.
Ketika musim penghujan, debit air di sawah meningkat secara signifikan dan menjadi genangan. Sedangkan saat kemarau, potensi kekeringan.
BACA JUGA:Satu P3K Kemenag Asal Banyumas Ditempatkan di Luar Jateng
BACA JUGA:Camat Kemranjen Unjuk Kebolehan Atraksi Patahkan Hebel dengan Tangan Kosong
Petani berharap tanaman padi bisa selamat hingga panen, setelah adanya subsidi pompanisasi untuk mengairi sawah terancam kekeringan.
Selain itu, hasil pengamatan petugas POPT Sumpiuh, sementara ini kondisi tanaman aman dari organisme pengganggu. (fij)