BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kepala Desa Prembun, Kecamatan Tambak, Masudi terkejut kedatangan tamu asal Bulgaria, Eropa Timur, Dobrin Tsvetanov Bugov (29).
Tamu tersebut merupakan mahasiswa yang sedang menempuh disertasi pada Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Antropologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Deg-degan didatangi bule, khawatir sulit dalam berkomunikasi dan tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan," ujar Masudi.
Kedatangan Dobrin menemui kepala desa selaku yang dituakan di wilayah Prembun, untuk menggali informasi perihal Lengger dalam konteks ritual.
Prembun sebagai desa agraris masih mempertahankan dan melestarikan peninggalan leluhur yakni memetri bumi.
Acara sakral sebelum dimulainya pengolahan sawah di musim tanam rendeng atau hujan.
"Prembun merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Tambak yang memetri bumi dengan ritual lengger. Kami masih melestarikan budaya adiluhung peninggalan leluhur," jelas Masudi pada Dobrin.
Dalam mitologi Jawa dikenal Dewi Sri sebagai dewi padi dan lambang kesuburan.
Memetri bumi menyajikan tari lengger sebagai persembahan untuk memohon kesuburan.
Memetri bumi juga sebagai wujud bakti terhadap leluhur.
Selain itu sekaligus selamatan ungkapan rasa syukur atas hasil pertanian yang diperoleh warga Desa Prembun.
Dalam kesempatan tersebut, Dobrin banyak bertanya seluk beluk Lengger di Desa Prembun.
Diantaranya tentang sepanjang digelar memetri bumi di Desa Prembun penari Lenggernya laki-laki atau perempuan.
Masudi menimpali, bahwa di Desa Prembun tidak pernah Lengger laki-laki untuk memetri bumi.
Lengger selalu perempuan.