Oleh Dr. Zakiyah, M.S.I Dosen FAI UMP
ANAK yatim adalah anak yang ditinggal oleh orang tua (bapaknya) sehingga kehidupannya berbeda dengan anak yang lengkap orang tuanya. Sementara bulan Ramadhan adalah bulan beramal yang mempunyai nilai ibadah lebih dibanding dengan bulan-bulan lain
Ada 7 (tujuh) keutamaan memuliakan anak yatim ;
1. Dekat dengan Rasulullah di Surga
Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau serta agak merenggangkan keduanya
2. Melunakkan Hati yang Keras
Sabda Nabi “Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihanilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscayahatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Al-Baniy, Shahi Al-Jami’, Abu Darda).
3. Terpenuhinya Kebutuhan Hidup
Hadis Nabi “Barangsiapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” (HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib, Malik Ibnu Harits)
4. Memperoleh Perlindungan di Hari Kiamat
Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran di hari kiamat Allah SWT tidak akan mengadzab orang yang mengasihi anak yatim dan berlaku ramah padanya serta manis tutur katanya. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan mengerti kekurangannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diperoleh Allah kepadanya.” (H.R. Thabrani)
5. Membawa Berkah kedalam Rumah
Dengan menyantuni dan memelihara anak yatim, maka akan banyak kelimpahan berkah yang ada pada rumah tersebut tidak peduli seberapa bagus atau jelek rumah tersebut. Sebaik-baik rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk.” (HR. Ibnu Majah)
6. Menumbuhkan Sifat Murah Hati
Rasulullah SAW bersabda, “Lima hal termasuk sunah para rasul, pemalu, murah hati, berbekam (hijamah), dan memakai wangi-wangian.” (HR Tirmidzi).