BANYUMAS-Perajin tenun lurik di Kecamatan Somagede tidak hanya berada di Desa Tanggeran. Di Desa Klinting juga terdapat perajin.
Sri Wahyuni mengisahkan telah jungkir balik untuk bertahan sebagai perajin tenun. Single fighter yang membuktikan bahwa mampu membuat tenun.
"Ditantang oleh kepala desa supaya membuat empat belas potong kain tenun lurik untuk seragam perangkat desa," kenang Sri, Jum'at (20/1).
Tantangan tersebut membuat Sri terpecut. Setelah tertatih sendiri, belajar tenun menghabiskan benang dari pelatihan.
Di saat teman-teman pelatihan tenun lurik memutuskan mundur. Ogah melanjutkan lagi sebagai perajin tenun. Sri menggarap tantangan dari kepala desa dan berhasil menyelesaikan empat belas potong kain tenun lurik.
Empat belas potong kain tenun lurik itu menjadi babak baru tenun lurik di Klinting. Pesanan mulai berdatangan.
"Astungkara, ada dua orang yang mau diajak trukah menjadi perajin tenun. Sehingga, sampai hari ini bisa berjalan meski dalam keterbatasan," imbuh Sri.
Usaha tenun lurik disebut Sri memiliki prospek yang menjanjikan. Terbukti dari seringnya perajin memperoleh pesanan. (fij)