PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Hingga tahun 2023 ini, Kabupaten Purbalingga masih kekurangan guru mata pelajaran (mapel) Bahasa Jawa.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga mengakui adanya kondisi ini yang sudah berjalan tahunan.
Kepala Dindikbud Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setiyadi SH MH menjelaskan, penyebab kekurangan guru Bahasa Jawa di jenjang SMP diantaranya karena minat menjadi guru Bahasa Jawa sejak dibuka kuliah semakin jarang.
BACA JUGA:Dinilai Memberatkan, Nelayan Cilacap Minta PP nomor 85 2021 Dihapus atau Revisi
Kemudian saat ada rekrutmen ASN P3K tahun lalu, yang lolos juga tidak banyak dan belum bisa mencukupi kebutuhan.
"Sebenarnya tak hanya guru Mapel Bahasa Jawa, kekurangan juga ada di mapel Matematika dan Bahasa Inggris," katanya, Rabu 18 Januari 2023.
Lebih lanjut dikatakan, ketika guru mapel Bahasa Jawa butuh ditambah, dari lulusannya belum ada peminat yang mencukupi. "Ada guru yang akhirnya dobel mengajar Bahasa Jawa dan Seni Budaya," tambahnya.
BACA JUGA:Banyak Pengguna Mobil Pilih Beli BBM Tanpa QR Code
Sementara itu, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa SMP Kabupaten Purbalingga, Arif Restiyadi SPd mengungkapkan, khususnya di jenjang SMP negeri dan swasta.
Idealnya, dari jumlah 77 SMP negeri dan swasta se Kabupaten Purbalingga, satu sekolah ada dua guru mapel tersebut.
Sedangkan jumlah guru mapel Bahasa Jawa dari ASN dan P3K hingga kini hanya 70an orang.
BACA JUGA:Lebih Dekat, Penyandang Disabilitas di Pageraji Bisa Sekolah di SLB
Ia merinci, penyebab kekurangan diantaranya masuk masa pensiun dan tidak adanya formasi saat rekrutmen ASN P3K. Adanya guru Bahasa Jawa justru menerima SK sebagai guru seni dan budaya.
"Kami berharap kedepan ada rekrutmen guru mapel Bahasa Jawa yang mencukupi/ideal seluruh sekolah. Apalagi pelajaran muatan lokal masih dibutuhkan," jelasnya, Rabu 18 Januari 2023. (amr)