AJIBARANG, RADARBANYUMAS.CO.ID - Atap bangunan kelas 8 di SMP PGRI 2 di Rt 2 Rw 3 Desa Jingkang Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas yang ambruk, Rabu (16/11) kemarin dinilai sudah lama lapuk.
Pihak sekolah sendiri terkendala aturan serta biaya untuk rehabilitasi total.
Bayuda Ardiyanto, Kepala Sekolah SMP PGRI 2 Ajibarang mengatakan, jika peristiwa itu terjadi pada pukul 09.00 WIB Rabu (16/11).
"Itukan kejadiannya pas kemarin jam 9.00 WIB, dan memang kondisi kelas sudah lapuk itu, dan sudah diajukan bantuan kemana saja tapi memang kepentok, karena kamikan sekolah swasta," ungkapnya, Kamis (17/11).
Merupakan sekolah swasta, sehingga untuk permohonan bantuan, Ia melanjutkan, terbentur aturan.
"Sekolah swasta itu terbentur aturan, karena sekolah swasta harus mempunyai SK Kemenkunham yayasannya, itu satu. Terus yang kedua kami juga belum mempunyai sertifikat tanah atas nama yayasan. Itukan akhirnya terbentur di situ," jelasnya.
Akan tetapi pada tahun 2015, Ia menjelaskan, jika bangunan di kelas 8 itu sudah disurvei oleh Dindik Banyumas.
BACA JUGA:Tikno Korban Penganiayaan Di Desa Dawuhan Wetan Buat Laporan ke Polisi, Berharap Keadilan
"2015 sudah disurvei sama dinas pendidikan tetapi karena terbentur aturan akhirnya tunda lagi, terus 2019 maju lewat aspirasi anggota dewan, sudah acc tapi anggarannya dialihkan ke covid, tunda lagi," tambahnya.
Hingga pada akhir tahun 2022 ini belum kunjung ada. Sehingga bangunan yang sudah dibangun sejak 2004 itu, karena belum pernah rehabilitasi total akhirnya ambruk.
BACA JUGA:Jadi Korban Penganiayaan di Dawuhan Wetan Kerena Diduga Dukun Palsu, Begini Penjelasan Tikno
"Akhirnya sampai hari ini belum ada, dan karena kebetulan sekali kami tidak ada ruang lain akhirnya, terpaksa terpakai itu," lanjutnya.
Soal penyebab selain kondisi bangunan yang telah lapuk, ambruknya atap kelas itu Bayuda menyebutkan, bisa juga terjadi karena tingginya curah hujan.