Inovasi Jalal Wahrudin, petani lada dari Desa Langgar, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga mengantarkannya menjadi juara harapan 1 dalam lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Unggulan Tingkat Nasional.
ADITYA WISNU WARDANA, Purbalingga
Tahun 2018 lalu, Jalal Wahrudin selalu was-was tanaman ladanya akan mati. Tanaman lada di desanya terkena penyakit busuk akar. Hal itu membuat petani kreatif ini memutar otak untuk mengatasi penyakit tanaman lada tersebut.
BACA JUGA:Berhati-hati Beli Set Top Box Secara Online, Ini Kata Dinkominfo Banyumas
Dia berpikiran untuk membuat inovasi dengan cara teknik menyambung tanaman lada dengan tanaman lain sejenis. Terutama yang mampu beradaptasi di lingkungan lembab/kering dan mempunyai curah hujan yang tinggi.
Pilihannya jatuh ke tanaman Melada. Itu adalah tanaman asli asal hutan amazon yang dengan nama latin piper colubnium. Tanaman ini biasanya hidup disekitar perairan sungai amazon.
BACA JUGA:Perampok di Purwokerto Dikejar Warga, Setengah Jam Kemudian Tertangkap, Uang Rp 70 Juta Nyaris Raib
"Tanaman Malada yang mempunyai ketahanan terhadap jamur sehingga sangat efektif guna penaggulangan busuk akar," kata Jalal.
Inovasinya ternyata membuahkan hasil. Tanaman lada yang biasanya mudah terkena penyakit busuk akar, ternyata mampu bertahan lebih baik.
Inovasi tersebut membawanya meraih prestasi dalam lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Unggulan Tingkat Nasional.
Dalam lomba tingkat nasional itu, dia berhasil meraih Juara Harapan 1.
"Inovasi tersebut yakni sambung tanaman Lada dan tanaman Malada," ujarnya.
Inovasi itu mampu mengendalikan penyakit busuk akar yang disebabkan oleh Jamur Fusarium.
BACA JUGA:Jalur Siregol Kembali Putus, Material Longsor Tutup Jalan