Setahun Pascapenundaan Eksekusi Mati Mary Jane
SETAHUN lalu Mary Jane Fiesta Veloso (31) dipindahkan dari Lapas Wirogunan Kota Jogja ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Pemindahan itu menjadi bagian dari proses eksekusi mati terpidana kasus narkoba tersebut. Kini, setahun berselang bagaimana kabarnya?
[caption id="attachment_104217" align="aligncenter" width="960"] Terpidana mati kasus narkoba asal Filipina, Mary Jane (tengah), berjoget bersama para anggota Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di aula Lapas Kelas IIA Wirogunan, Jogjakarta, kemarin (29/4). Kemarin merupakan satu tahun ditundanya eksekusi mati terhadap Mary Jane. Mengenang peristiwa tersebut dirinya sempat menangis dan bersyukur. foto : Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja[/caption]
Sedikit orang yang menyangka, di detik-detik akhir, ibu dua anak itu lolos dari regu tembak. Dua kali peninjauan kembali (PK) yang diajukan tim pengacaranya tidak dikabulkan. Namun sedikit mukjizat datang dari negeri asalnya Filipina. Seseorang yang mengaku merekrut Mary Jane sebagai kurir menyerahkan diri. Karena keterangannya diperlukan, Mary Jane lolos dari maut.
Mengenang peristiwa tersebut Mary Jane hanya bisa menangis dan bersyukur. Sebab ia masih diberi kesempatan untuk menghidup udara dan bertemu dengan kedua anak dan keluarganya. Berat badannya yang setahun lalu naik, kini sudah mulai berangsur-angsur turun.
Jumat (29/4) kemarin, Mary Jane tampil menari Yapong karya seniman asal Jogja, almarhum Bagong Kusudiarjo. Ia menari dalam acara kunjungan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) ke Lapas Wirogunan, kemarin. "Dia bilang senang, karena masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang. Termasuk keluarganya dan anak-anaknya," kata Kalapas Wirogunan Zaenal Arifin kepada wartawan.
Tidak hanya menari Yapong, dalam kesempatan itu Mary Jane juga tampak asik berjoget goyang dumang dengan para anggota KPPG yang berkunjung. Bak artis, ia juga dibanjiri permintaan foto bersama. Kemudian, seusai menari, Mary Jane mendapat kesempatan untuk berdialog dengan para anggota KPPG.
"Saya merasa senang. Saya seorang ibu, mempunyai dua anak. Saya juga senang di sini, orangnya baik-baik. Tapi saya rindu pulang ke Filipina, saya kangen dengan anak-anak saya," katanya sembari menangis.
Ia meyakini, suatu saat akan bisa kembali ke Filipina. Ia selalu berdoa akan dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan anak-anaknya di kampung halaman. Di akhir acara, mereka berdoa bersama. Saat itu Mary Jane tampak khusyuk sampai terlihat meneteskan air mata.
Artis Puput Novel yang ikut hadir dalam kesempatan itu berharap Mary Jane mendapat kepastian yang lebih baik. Sebagai sesama perempuan, ia mengaku memiliki perasaan yang sama. "Sesama perempuan dan ibu, saya bisa merasakan beratnya kalau harus terpisah dari anak dan keluarga," ungkapnya. (riz)