PDU Lebih Banyak Terima Sampah Residu

Selasa 17-12-2019,11:37 WIB

Pusat Daur Ulang (PDU) PURWOKERTO-Kondisi sampah yang masuk ke Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah Boboban masih belum stabil hingga kemarin, (16/12). Pasalnya, kebanyakan sampah yang masuk didominasi oleh residu (sampah yang tidak dapat didaur ulang). Sodri, Kepala Bagian Pemasaran dan Produkak PDU Bobosan mengatakan, banyak residu yang masuk ketimbang sampah yang dapat didaur ulang. Hal ini dikarenakan para pengangkut sampah dengan gerobak telah dipilah terlebih dahulu. "Untuk sementara, inikan pengangkut gerobak itu sudah memilah sendiri, jadi memang kalau kita lihat pengangkut gerobak itu sudah memilah sendiri. PDU mau kebagian apanya, residu? Residu itukan harus dibuang. Sementara residu di sini belum semuanya bisa diatasi, akhirnya dibuang," katanya. Adapun residu sampah itu tetap dibuang ke TPA dan masih termasuk tanggungan DLH. Sedangkan sebagian kecil dari residu itu tetap diberi ke magot karena kebutahan magot juga tidak banyak. "Sebenarnya bukan permasalahan, cuma mengurangi masukan sampah yang masih utuh. Kalau dari rumah tangga belum dipilahkan otomatis kita akan dapat, sampah-sampah rumah tangga yang masih bisa didaur ulang. Contohnya sekarang kalau ada botol aqua, gelas aqua, kardus, pasti sudah habis itu. Karena sudah dipilah dan diambil duluan oleh tukang gerobaknya," tambahnya. Sodri menjelaskan, hal itupun menjadi PR dan tanggung jawab pengelola PDU. Apalagi jika PDU sudah tidak disubsidi lagi oleh Pemerintah. Sedangkan jumlah sampah masuk yang dapat didaur ulang jumlah masih minus. "Karena kalau sudah lepas subsidi berarti kita harus memberi ongkos, gaji, biaya perawatan terhadap mesin dan pekerja di sini. Untuk saat ini masih subsidi, dan waktu subsidinya tidak tahu. Dari ceritanya subsidinya 3 bulan. Sedangkan untuk sekarang jumlah sampah yang masuk, yang bisa didaur ulang masih minus, itu cuma kresek-kresek saja," kata dia. Untuk masalah mesin berjalan bagus. Tapi untuk hasil masih minus. Sedangkan sampah-sampah yang telah didaur ulang, akan mulai dijual pada akhir bulan yang teridiri dari kompos, serbuk sabuk kelapa, hasil bubur plastik, dan kertas yang telah dipres. "Minusnya non organik karena sudah dipilah-pilah kan sampai di sini sudah residu, walaupun ada yang bermanfaat paling sampai di sini kebanyakan residu. Padahal harapan saya kalau sampahnya utuh InsyaAllah maju, belum dipilah dulu," pungkasnya. (Win)

Tags :
Kategori :

Terkait