Petugas Gabungan saat Sidak rumah makan baru baru ini
PURWOKERTO – Ini analisa Bagian Perekonomian Setda Pemkab Banyumas terkait langkanya elpiji di Banyumas. Pedagang elpiji keliling dengan menggunakan sepeda motor menjadi penyebab terbesar elpiji langka dan harganya mahal.
“Mereka memborong ke pangkalan elpiji, dan masuk rumah makan rumah makan serta warung, menjual dengan harga lebih tinggi,” ujar Pardiono, Kabag Ekonomi Setda Pemkab Banyumas, kemarin (31/8).
Dijelaskannya, penjual bersepeda motor yang disebut pedagang motoris itu berani beli Rp 17.500 ke pangkalan. Pangkalan untung Rp 2.000. Kemudian dia keliling, meminjamkan tabung ke rumah makan atau ke warung warung, sampai harga Rp 22.000. Mereka saja ambilnya sudah tinggi, maka jualnya semakin tinggi.
"Belum lama kami tindak dua pangkalan di Wangon dan di Kebasen. Pangkalan ini menyediakan kuota untuk motoris. Kemudian kami tindak, tidak dapat pasokan elpiji lagi. Agar jumlah pasokan yang terdistribusi tidak berkurang, kami drop ke pangkalan lain disebelahnya, " kata dia.
Adapun soal agen ikut bermain nakal dalam distribusi elpiji 3 kg ini, kata dia, potensinya lebih kecil. Sebab agen berhubungan dengan pangkalan, dan pangkalan lah yang kemudian bertransaksi dengan motoris atau pemborong elpji 3 kg sejenis. Sehingga Pemkab berusaha menertibkab penjualan di pangkalan, dengan pencatatan khusus. (hkm)