PURWOKERTO-Produk obat dengan merk Viostin DS telah dinyatakan mengandung DNA Babi. Andina Padmaningrum Kepala Seksi Farmasi, Makanan, Minuman, dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas mengatakan, kesalahan produsen adalah tidak mencantumkan penanda bahwa produk tersebut mengandung DNA Babi. Sehingga produk tersebut dilarang beredar.
"Surat perintah penarikan peredaran obat tersebut dikekuarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan diberikan kepada produsen," kata Andina.
Pihaknya hanya bertugas mengawasi apotek dan toko obat agar tidak menjual produk tersebut.
"Sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh," katanya.
Akan tetapi, karena mayoritas penduduk Indonesia adalah umat muslim dan haram untuk mengkonsumsi babi, ditambah produk tidak mencantumkan penanda kandungan babi pada kemasan, maka produk tersebut pun harus ditarik dari apotek dan toko toko obat.
Apabila pihaknya menemukan masih ada produk yang beredar, maka sanksi yang diberikan adalah dicabut surat izin distribusi bagi distributor produk tersebut.
Sementara itu, pantauan Radar Banyumas di sejumlah apotik, produk tersebut belum ditarik. Di Apotek Widuri Purwokerto, produk Viostin DS belum ditarik oleh produsen. Akan tetapi produk tersebut sudah tidak dijual lagi.
"Kami sudah menyimpannya di belakang, menunggu distributor datang mengambil," kata Asri Ika Apoteker Pendamping Apotik Widuri Purwokerto.
Asri mengatakan pihaknya belum menerima surat pemberitahuan pelarangan penjualan produk Viostin DS dari pihak manapun. Ia mengaku mengetahui larangan dan penarikan produk tersebut dari pesan whatsapp yang beredar dan segera memisahkan produk tersebut dengan produk lainnya agar tidak diperjual belikan.
Ia sendiri berharap produsen segera menarik produk Viostin DS.
"Saya jadi tidak enak dengan orang muslim yang mengkonsumsi, tapi saya juga tidak tahu kalau ada kandungan haram itu," katanya.
Hal berbeda di sampaikan Salsa Ayu, penjaga Apotek Pendawa. Ia menyampaikan bahwa produk Viostin DS di Apotek Pendawa telah ditarik oleh distributor dan saat ini penjualan telah dihentikan.
"Dibanding produk serupa lainnya, Viostin DS lebih banyak konsumennya," ujarnya.
Hingga kini, beberapa konsumen masih menanyakan produk tersebut, akan tetapi apoteker dan penjaga apotek yang bertugas akan menjelaskan bahwa produk tersebut sudah ditarik dari peredaran dengan alasan mengandung DNA babi.
"Produk yang ditarik diganti dengan uang oleh distributor," katanya. (ing/ttg)