MALANG – Lagi-lagi timnas Indonesia U-22 meraih imbang dalam laga uji tanding sebelum berangkat ke Kamboja menghadapi Piala AFF U-22 2019. Kemarin mereka berbagi angka 1-1 dengan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Sebelumnya Andy Setyo dkk ditahan imbang 2-2 oleh Bhayangkara FC (6/2).
Meski hanya imbang, pelatih Timnas U-22 Indra Sjafri mengaku bahwa permainan anak asuhnya sesuai ekspektasi. Arema FC mampu memberikan tekanan dan pelatih asal Sumatra Barat tersebut menilai anak asuhnya sudah memberikan respons yang lumayan oke.
Apalagi, para pemain timnas U-22 bermain di hadapan tekanan penonton tuan rumah yang memadati Stadion Kanjuruhan. ”Ini sesuai dengan apa yang saya dan coach Milo (Milomir Seslija, pelatih Arema, red) diskusikan di ruang ganti. Ada respons dari pemain kami. Tapi, memang masih ada beberapa error. Saya cukup puas,” ucap Indra Sjafri.
Hanya, ketajaman lini serang Garuda Nusantara kembali menjadi catatan. Marinus Wanewar yang menjadi ujung tombak belum mampu membuka keunggulan. ”Memang kami kurang produktif. Tetapi, itu masih bisa diperbaiki. Tidak bisa menyalahkan striker, karena mereka juga berperan dalam membuka ruang,” ucap mantan pelatih Bali United tersebut.
Duet Arema di lini tengah timnas U-22 M. Rafli dan Hanif Sjahbandi, menjadi bintang dalam pertandingan kemarin. Hanif mampu menjebol gawang Arema FC setelah menerima umpan dari M. Rafli pada menit ke-75.
Setelah mencetak gol, keduanya melakukan gestur permohonan maaf kepada Aremania. Sebab, telah membobol gawang Arema yang dikawal Kurniawan Kartika Ajie. ”Satu assist tentu bangga. Apalagi sebelumnya saya tidak main saat melawan Bhayangkara. Ini modal yang bagus dan saya optimistis bisa bertahan di timnas,” ucap M, Rafli.
Di sisi lain, pelatih Arema FC Milomir Seslija mengaku bahwa ini game yang fantastis. Tim berjuluk Singo Edan tersebut tampil agresif dan mampu menciptakan enam peluang emas selama babak pertama. Hanya tidak ada yang berbuah gol. Gol balasan Arema baru terjadi pada menit ke-87.
Pelatih asal Bosnia itu mengakui sedikit ada kesalahan strategi. Menarik keluar Jayus Hariono dan hanya menyisakan Hendro Siswanto sebagai gelandang jangkar membuat lini tengah Arema sedikit longgar. Itulah yang akhirnya dimanfaatkan Garuda Nusantara untuk mencetak gol. (nia/ham)