PETA BENCANA : Seorang ibu yang hendak melahirkan ditandu menuju pelayanan kesehatan saat terjadi longsor di Desa Bantar Kecamatan Wanayasa awal 2018 lalu. DOK
BANJARNEGARA - Seluruh bidan desa diintruksikan memetakan potensi risiko bencana. Intruksi ini merupakan bagian dari kewaspadaan menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
Peta yang dibuat memuat data penduduk yang berisiko tinggi. Sehingga jika terjadi bencana, penanganannya bisa lebih tepat dan cepat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banjarnegara Ahmad Setiawan mengatakan peta ini memuat informasi mengenai ibu dengan risiko tinggi, ibu hamil dengan risiko tinggi, ibu hamil yang akan segera memasuki masa persalinan. "Dengan peta ini kita jadi tahu bulan ini yang akan bersalin siapa? Bulan selanjutnya siapa," kata dia, Jumat (23/11).
Tak hanya itu, peta yang dibuat bidan juga memuat informasi mengenai balita, lansia, orang yang sakit, tempat umum, titik kumpul dan rumah-rumah penduduk yang berisiko terkena bencana. Sehingga jika terjadi bencana, bisa diketahui penduduk yang menjadi korban dan dimana titiknya. Peristiwa likuifaksi di Palu menjadi pelajaran penting. "Jika terjadi likuifaksi, kalau tidak punya petanya kita tidak tahu korbannya siapa saja," ungkapnya.
Diupayakan, peta ini disertai dengan titik koordinat. "Sebaiknya dengan kecanggihan sekarang menggunakan GPS," ujarnya. Sehingga peta yang dibuat lebih akurat. "Pembuatan peta ini agar teman bidan punya data itu," lanjutnya. (drn)