Hingga Saat Ini Baru 24 Persen
BANJARNEGARA – Serapan gabah petani di tingkat kabupaten menjadi sorotan ketua tim Ketua Tim Serapan Gabah Petani (Sergap) Pusat untuk wilayah Jawa Tengah, Brigjen TNI Sudarto.
Sebab hingga saat ini jumlah serapan masih di bawah target yang dilah ditentukan kementrian pertanian. Hal tersebut disampaikan Brigjen TNI Sudarto saat mengecek perkembangan serapan gabah dari petani di Gudang Beras Bulog (GBB) Purwonogoro, Kamis (11/5).
Ketua tim Ketua Tim Sergap Pusat untuk wilayah Jawa Tengah Brigjen TNI Sudarto saat mengecek GBB Purwonegoro, Kamis (11/5) (PUJI HARTONO/Radarmas)
Berdasarkan pantauannya, sarapan gabah dari petani baru 24 persen. Padahal, setelah panen pertama mestinya serapan gabah sudah di angka 50 persen.
“Artinya serapan gabah dari petani ini masih di bawah target. Mestinya setelah masa panen pertama serapan gabah sudah 50 persen,” ujarnya.
Dia meminta agar masa panen kedua nanti TNI, Bulog dan Dinas Pertanian berupaya agar ditingkatkan. “Minimal serapan gabah mencapai 76 persen,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan agar kualitas beras sejahtera (Rastra) ini diperhatikan. Dia meminta agar GBB Purwonogoro menyeleksi dan menganalisa kondisi gabah sebelum masuk gudang.
Dengan demikian, saat dibagikan kepada masyarakat kualitas tetap bagus. “Setelah kami cek, komposisinya sudah sesuai, yakni beras utuh 78 persen, belah atau pecah 20 persen dan menir 2 persen,” paparnya.
Untuk menjaga kualitas semua pihak juga harus berperan. Misalnya, penerima Rastra untuk tidak menjual lagi beras yang mereka terima. Sebab jika sampai masuk ke gudang bulog lagi, maka kualitas akan menurun.
“Jangan sampai ada beras wisata. Artinya, dari Bulog ke penerima Rastra kemudian kembali lagi. Makanya, dari penerima, mitra bulog dan bulog sendiri harus sama-sama menjaga kualitas,” imbuhnya.
Kepala GBB Purwonegoro, Eko Wahyudianto mengakui, ada keterlambatan penyerapan. Menurutnya, hal ini terjadi karena penyaluran Rastra sebelumnya mengalami keterlambatan sampai empat bulan, sehingga berdampak pada space.
“Makanya untuk mengejar keterlambatan, kami mengoptimalkan penyaluran Rastra, sehingga kami upayakan space cukup dan target yang ditentukakan bisa tercapai,” ujarnya.
Dia menambahkan, beras yang akan disalurkan akan dilakukan penyortiran terlebih dahulu.
Sebab beras yang akan disalurkan merupakan stok 2016. “Kami sortir dulu, sehingga beras yang disalurkan benar-benar kondisinya masih bagus,” imbuhnya. (uje/din)