DROPING: Petugas BPBD mendistribusikan air bersih kepada warga yang membutuhkan.
CILACAP - Menghadapi bencana pada musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, telah melakukan sejumlah persiapan. Dintaranya, kesiapsiagaan personel, relawan, hingga mitigasi bencana berbasis desa.
Kepala Badan Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Wijonardi mengatakan, terdapat 30 desa di 12 kecamatan yang berpotensi banjir. Sementara 94 desa di 12 kecamatan di wilayah Cilacap rawan bencana tanah bergerak atau longsor.
https://radarbanyumas.co.id/pertengahan-oktober-hujan-masih-belum-turun-atau-masih-rendah-ini-kata-bmkg-cilacap/
Untuk mengantisapi bencana banjir yang bisa sewaktu-waktu terjadi, pihaknya akan melakukaan koordinasi dengan Badan Nasional Penggunalangan Bencana (BNPB) pusat untuk mengadakan alat pendeteksi banjir.
"Saat ini, kita sudah menyiapkan peralatan kedaruratan seperti perahu karet, stok gudang, tenda-tenda termasuk MCK darurat juga untuk perispaan air bersih karena kalau banjir air banyak yang tercemar," ujarnya.
Selain itu, masih ada sejumlah kendala dalam persiapan siaga dan penanganan bencana tersebut. Salah satunya keterbatasan jumlah alat pendukung penanganan bencana, yakni armada tangki air bersih.
Pasalnya, BPBD Cilacap hanya memiliki tiga mobil tangki, sedangan Kabupaten Cilacap sendiri memiliki empat UPT BPBD.
"Sebagai daerah terluas di Jawa Tengah dan paling tinggi risiko bencananya, Cilacap hanya punya tiga tangki air bersih. Sementara, daerah lain yang lebih sempit dengan jumlah penduduk lebih minim punya lebih banyak dari Cilacap. Seperti Demak itu punya delapan tangki, Boyolali punya lima atau enam tangki," kata Wijonardi.
Menurutnya, tangki air bersih tidak hanya berguna saat bencana kekeringan atau krisis air bersih. Namun akan sangat berguna saat terjadi bencana alam lain, seperti banjir dan longsor, untuk menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga yang terdampak, atau berada di pengungsian.
Dikatakan Wijonardi, idealnya Cilacap memiliki setidaknya delapan tangki air bersih. Pihaknya pun saat ini sudah melakukan usulan ke pusat, diperkirakan usulan tersebut baru akan terealisasi tiga tahun mendatang.
"Kita sudah mengajukan usulan, namun untuk pengadaan ada prosesnya jadi tidak bisa langsung teralisasi," kata dia. (ray)